Tantangan Mengais "Teri" demi Energi Negeri

Feature | Minggu, 29 Oktober 2023 - 09:58 WIB

Tantangan Mengais "Teri" demi Energi Negeri
Dua perwira Pertamina Hulu Rokan (PHR) sedang melihat peralatan di Central Steam Station (CSS) 6 Duri, Kamis (28/8/2023) lalu. (MUHAMMAD AMIN/RIAU POS)

Langkah konkret yang dilakukan PHR adalah dengan melakukan pengeboran sumur baru, tidak lagi mengandalkan sumur-sumur tua yang habis masa jayanya. Sejak awal tahun 2023, PHR bahkan sudah mengebor 825 sumur dan 84 rig aktif. Jika dikalkulasikan, dalam sebulan, dilakukan pengeboran sebanyak 30-40 sumur baru. Berbagai gerak cepat juga dilakukan, misalnya dengan hanya lima hari melakukan pengeboran untuk satu sumur baru. Normalnya, pengeboran dilakukan sembilan hingga sepuluh hari.

Langkah menambah sumur baru ini membuat produksi PHR meningkat. Dari tren penurunan karena mengandalkan sumur lama, dengan adanya sumur baru maka ada sumber lainnya yang bisa diandalkan. Tren kenaikan terjadi sejak Juli 2023, dengan produksi 167.645 barel per hari. Sedangkan pada Agustus 2023, produksi kembali naik menjadi 169.282 barel per hari. Bahkan sempat ada produksi yang mencapai 172 ribu barel per hari.


“Kami harap bisa terus meningkat sehingga target 200 ribu barel bisa dicapai,” ujar Edwil.

Teknologi Baru 
Potensi sumur-sumur tua, yang sudah dianggap “teri”, belakangan diidentifikasi masih bisa dimaksimalkan. Apalagi Duri Field menghasilkan minyak berat (heavy crude) yang banyak terjebak di reservoir (batuan) perut Bumi. Diyakini masih banyak minyak kental yang terjebak di reservoir dan belum diangkat ke permukaan. Teknologi yang sudah dilaksanakan adalah dengan melakukan injeksi uap (steam flood) ke dalam perut Bumi. Dengan melakukan injeksi uap, maka minyak kental yang membeku itu diharapkan mencair dan menariknya kembali ke permukaan lebih mudah.

“Sudah dilaksanakan pada beberapa sumur tua yang hampir mati dan berhasil,” ujar Manajer Steam Station PHR Joko Laksono.

Joko menyebut, fluida yang ditarik dari perut Bumi dipisahkan antara minyak, air, gas, dan pasir. Pemisahan dilakukan di beberapa stasiun yang dinamakan central steam station (CSS). Fluida panas itu tetap panas setelah dipisahkan airnya. Air panas dengan temperatur 200-300 derajat celcius itu yang diinjeksikan kembali ke reservoir di perut Bumi dengan tujuan mengencerkan minyak berat (heavy crude) tersebut.

Dari enam sumur minyak yang berdekatan, dibuat satu sumur injeksi uap ini. Diharapkan, injeksi uap ini mencairkan minyak beku di reservoir di sekitar sumur lama. Saat ini, terdapat 860 sumur injeksi uap di Duri Field.

Opeasional steam flood di Duri merupakan yang terbesar di dunia, dengan kapasitas mencapai 36 ribu barel air per hari. Selain diinjeksikan untuk kepentingan pengeboran, ada juga air yang diolah dan didinginkan hingga mencapai suhu normal 36 derajat celsius. Limbahnya juga sudah dinetralisir dan dinyatakan aman.

“Setelah diolah, air itu sudah sesuai baku mutu dan tak mencemarkan lingkungan,” ujar Joko.

Selain injeksi uap (steam flood), teknologi baru yang sedang dikembangkan adalah dengan menginjeksikan bahan kimia. Teknologi ini dikenal dengan enchance oil recovery (EOR). Teknologi ini termasuk upaya meningkatkan produktivitas sumur tua dengan cara menginjeksikan bahan kimia tertentu berupa surfaktan, dengan tujuan menggetarkan reservoir agar minyak mudah dinaikkan. EVP Upstream Business PHR, Edwil Suzandi mengatakan, EOR diharapkan dapat meningkatkan produktivitas sumur-sumur tua.

Upaya lain yang dilakukan PHR adalah mengupayakan produksi sumur minyak non konvensional (MNK). Ada sumur Gulamo dan Kelok dengan konsep MNK ini. Kerja besar di Kabupaten Rokan Hilir ini termasuk yang paling berat karena pengeboran dilakukan hingga kedalaman 8.500 kaki.

“Ini momen pertama dan berbeda. Kita harapkan hasilnya maksimal,” ujar Edwil.

Dengan berbagai usaha maksimal itu, saat ini Blok Rokan berada di peringkat pertama produksi minyak Nasional, yakni rata-rata sekitar 172 ribu barel per hari. Blok Rokan sudah melewati Blok Cepu yang sebelumnya selalu unggul. Produksi Blok Rokan saat ini mencapai 24 persen produksi minyak Nasional. Blok Rokan tentu tidak akan dapat mengembalikan capaian lama 1 juta barel per hari. Target 1 juga barel per hari kini dicanangkan secara Nasional pada 2030 mendatang. Target untuk Blok Rokan tetap tinggi, yakni 200 ribu barel per hari. Bahkan Presiden Jokowi sempat juga menargetkan Blok Rokan bisa mencapai produksi 400 ribu barel per hari.

“Kami harap bisa tercapai,” ujar Edwil.***


Laporan MUHAMMAD AMIN, Duri









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook