PERAYAAN HUT KE-7 SSB PCSS

"Jika Ingin Sukses Harus Kerja Keras, Disiplin, Rajin Beribadah, dan Patuh kepada Orangtua..."

Feature | Minggu, 20 Desember 2020 - 22:44 WIB

"Jika Ingin Sukses Harus Kerja Keras, Disiplin, Rajin Beribadah, dan Patuh kepada Orangtua..."
Para mantan pemain PSPS Pekanbaru, pemilik, dan tim pelatih PCSS berfoto bersama dalam acara ulang tahun ke-7 SSB PCSS di Lapangan Baterei A, Pekanbaru, Ahad (20/12/2020). (PCSS FOR RIAUPOS.CO)

Ahad (20/12/2020) pagi, Lapangan Batalion Artileri (Batrai) A Panam terlihat ramai. Di belakang gawang tampak backdrop Anniversary PCSS Ke-7. Enam  kursi plastik  berwarna merah tampak di depannya. Di sana terlihat juga meja merah yang di atasnya terletak tumpeng perayaan.

Terik matahari pagi yang membakar kulit tak mengurangi kegembiraan di wajah anak-anak yang rata-rata usia belasan tahun. Mereka adalah  siswa Pekanbaru City Soccer School (PCSS).


"Hari ini adalah perayaan ulang tahun sekolah sepakbola yang didirikan pada 1 Desember 2013 lalu," kata Miskardi SPd, Kepala Sekolah Sepakbola (SSB) PCSS yang merupakan  salah seorang pendiri sekolah sepakbola yang memiliki tag line #Disini Mimpi Bermula#, bersama Edrwar Riansyah SE MM dan Roni Saputra SH MH tersebut.

Perayaan ulang tahun SSB ini beda dengan sebelumnya kata Miskardi. Jika tahun-tahun sebelumnya menggelar turnamen, maka tahun ini PCSS menggelar ramah-tamah dengan orang tua, melakukan game internal, latihan dengan para pemain legenda, diakhiri dengan talkshow dan makan bersama.

Pada Anniversary PCSS yang mengambil tema, "Kami Ingin Seperti Mereka" SSB yang bermarkas di Batrai A (dulu Baterai P) ini menghadirkan sejumlah mantan dan pemain aktif PSPS Pekanbaru, yakni Fauzal Mubarak (saat ini pelatih penjaga gawang PSPS), Amrizal (kapten Sriwijaya FC), dan Danil Junaidi (Kapten PSPS Pekanbaru).

Kemudian ada juga Supardi Nasir (kapten Persib Bandung), Faizal Azmi (mantan pemain PSMS dan PSPS) serta dua owner PCSS yang juga Ketua Askot dan Waka Askot PSSI Pekanbaru, Edwar Riansyah dan Roni Saputra 

Tepat pukul 08.00 WIB, digelar game internal kelompok usia 6-9 tahun didampingi Danil Junaidi, kelompok usia 10-11 tahun didampingi Ambrizal, lalu kelompok usia 2006 didampingi Miskardi, sedangkan Fauzal Mubarak dan Faisal Azmi mendampingi dan menilai peserta kompetisi juggling. Dari 50 peserta kompetisi juggling ini, dimenangkan Tirza, pemain kelahiran 2007.

Sementara itu kelompok usia kelahiran 2003-2005 mengikuti coching clinic bersama Supardi Nastsir, kapten Persib Bandung.

Selain itu juga digelar laga para legenda versus staf pelatih PCSS. Usai laga 6 vs 6, inilah kegiatan talkshow di mulai dan dipandu langsung oleh penyiar RRI Pekanbaru, Amran Syarifuddin.

"Hari ini terasa istimewa, karena perayaan hari ulang tahun PCSS dihadiri para pemain bintang dan legenda PSPS. Dan saya bangga pernah menjadi pelatih mereka semua. Karena itulah tema yang kita usung adalah 'Kita Ingin Seperti Mereka'," kata Miskardi saat menyampaikan sambutan.

Senada, Edward Riansyah berharap dari PCSS ini lahir pemain-pemain yang berlaga di level tertinggi sepakbola Indonesia di suatu saat nanti.

"Mimpi kita suatu hari nanti pemain-pemain PCSS bisa bermain di berbagai tingkat kompetisi. Karena  di sinilah mimpi bermula," kata Ketua Askot PSSI Pekanbaru tersebut.

Di sisi lain, Roni Saputra menambahkan, saat ini mimpi itu sudah mulai terlihat progresnya.

"Ada dua pemain PCSS yang sudah menjalani trial di Persija Academy. Reza Wahyu Septian (kelahiran 2004, red) dan  Nabil Putra Pratama (kelahiran 2007, red). Keduanya terbukti mampu  bersaing. Bahkan Reza sudah mengikuti pertandingan dengan tim  U-18 Persija saat ujicoba di Semarang," kata Roni.

Dalam talkshow "Kita Ingin Seperti Mereka", seluruh pemain sepakat, kerja keras, latihan, memahami strategi pelatih dan doa ibu, doa keluarga  merupakan kunci meraih kesuksesan.

"Ada tiga hal untuk menjadi sukses meraih cita-citamu. Pertama minta restu orangtuamu, kedua berlatihlah dengan maksimal dan tekun, jangan pernah tinggalkan salat," kata Supardi Nasir.

Supardi pun menuturkan,  jika sepakbola menjadi pilihan hidup harus berlatih secara total. Contohnya ketika di lapangan, tinggalkan semua kegiatan lainnya.

"Fokus dan berikan kamampuan terbaikmu, ikuti arahan pelatih dan pahami kemauan pelatihmu. Dan selalu menambah porsi latihan. Jika latihanmu dalam sepekan cuma tiga kali, kita harus menambahnya sendiri. Kerja keras adalah kuncinya bisa bertahan sampai saat ini, termasuk menjaga makanan. Jangan makan makanan yang berminyak," tuturnya.

Sepakat dengan Supardi, Ambrizal pun menambahkan, kemauan dan kerja keras adalah kunci meraih cita-cita.

"Kerja keras di lapangan pengorbanan masa muda demi menjadi pesepakbola adalah kuncinya, bukan karena kemauan orangtua," sebut pemain yang cukup lama bertahan di level atas sepakbola Indonesia ini.

Sementara itu, Danil Junaidi dan Fauzal Mubarak, senada menjelaskan bahwa semua itu bisa diraih dengan mimpi yang diwujudkan dengan usaha serta doa restu orangtua dan keluarga.

"Kalau bisa kalian harus punya mimpi lebih dari kami. Anak PCSS harus punya mimpi menjadi salahsatu tulang punggung timnas Indonesia suatu hari nanti," ujar Dani Junaidi.

Laporan: Deni Andrian (Pekanbaru)
Editor: Hary B Koriun









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook