MELIHAT KEDEKATAN BUAYA DENGAN MASYARAKAT DI SUNGAI ALAH, KUANTAN SINGINGI

Warga Berani Beri Makan, BBKSDA Minta Tetap Waspada

Feature | Kamis, 19 Oktober 2023 - 10:23 WIB

Warga Berani Beri Makan, BBKSDA Minta Tetap Waspada
Seorang warga sedang memberi makan seekor buaya liar di tepi Sungai Kuantan, Desa Sungai Alah, Kuantan Singingi, belum lama ini. (MARDIAS CAN/RIAU POS)

Buaya Riska yang tinggal di hutan bakau kawasan Sungai Mahakam, Kota Bontang, Kalimantan Timur sempat viral di media sosial. Berkat kedekatannya dengan nelayan bernama Ambo, buaya ini memiliki akun YouTube dengan subscriber sejuta lebih. Ternyata kedekatan buaya dengan manusia juga terjadi di tepi Sungai Kuantan, Desa Sungai Alah, Kecamatan Hulu Kuantan, Kuantan Singingi.

Laporan MARDIAS CAN dan HENDRAWAN, Telukkuantan dan Pekanbaru


Sekitar empat bulan yang lalu, masyarakat sempat dihebohkan dengan munculnya buaya kecil di Desa Sungai Alah, Kecamatan Hulu Kuantan, Kuantan Singingi. Bahkan, buaya tersebut sering naik ke daratan untuk berjemur sambil menunggu makanan dari masyarakat.

Dulu, masyarakat setempat selalu memberi makan ayam kepada buaya liar tersebut. Bahkan, lokasi tempat munculnya buaya tersebut sempat menjadi tontonan masyarakat dari luar Kecamatan Hulu Kuantan.

Kini, buaya itu kembali muncul. Bahkan lebih jinak. Buaya tersebut tidak lagi merasa terganggu oleh manusia. Bahkan, ketika warga setempat memanggil buaya itu dengan sebutan putri, buaya tersebut langsung mendarat ke arah sumber suara.

Salah seorang warga Sungai Alah, Feri ketika bercerita dengan Riau Pos, Rabu (17/10) mengatakan, buaya tersebut sudah jinak dan akrab dengan masyarakat. Ketika masyarakat datang ke pinggir sungai, buaya tersebut langsung memperlihatkan wujudnya.

“Iya. Satu sisi, kami merasa terhibur. Di sisi lain ada rasa cemas dengan kehadiran buaya tersebut. Kalau belakangan ini, buaya sepanjang 2 meter itu semakin jinak. Masyarakat sering memberi makan di pinggir sungai,” beber Feri.

Sementara, Pj Kepala Desa Sungai Alah, Hasben menyebutkan sudah melaporkan perihal adanya buaya di desanya kepada pihak kecamatan empat bulan yang lalu.

“Dulu saya sudah disampaikan ke Pak Camat terdahulu bahwa ada buaya yang sering mendarat di Desa Sungai Alah. Setelah itu, hampir tidak terdengar lagi karena sibuk musim pacu jalur. Nah, sekarang buaya itu sering muncul ke permukaan. Bahkan, masyarakat selalu memberi makanan kepada buaya itu,” cerita Hasben.

Hasben meminta kepada instansi terkait seperti BKSDA untuk mencarikan solusi terhadap kehadiran buaya tersebut. Sebab, buaya tersebut merupakan binatang liar yang suatu saat nanti bisa mengancam nyawa masyarakat.

“Secara risiko, dengan seringnya buaya tersebut muncul ke permukaan, potensi bahaya bagi masyarakat sangat tinggi. Apalagi sebagian masyarakat masih memanfaatkan Sungai Kuantan untuk mandi dan mencuci,” sebut Hasben.

Sementara itu, Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Riau mengingatkan warga yang beraktivitas di Sungai Kauntan, Kabupaten Kuantan Singingi (Kuansing) untuk waspada. Pasalnya sungai tersebut memang merupakan habitat hewan ampibi tersebut.

Kepala BBKSDA Riau Genman S Hasibuan mengatakan, keberadaan satwa liar buaya di sungai tersebut adalah sesuatu yang alamiah, termasuk buaya yang dilaporkan warga kerap muncul di wilayah Hulu Kuantan.

‘’Memang kami baru mendapatkan laporan mengenai keberadaan buaya ini. Perlu diketahui bahwa secara ilmiah, ketika buaya berada di Sungai Kuantan maka buaya tersebut sudah benar berada pada habitat sebagai tempat hidupnya. Sehingga perlu kita jaga bersama karena buaya termasuk dalam kategori satwa liar dilindungi,’’ kata Genman.

Namun Genman mengingatkan bahwa  sifat liar dan insting buaya bisa saja sewaktu-waktu membahayakan manusia bila tidak cermat. Maka pihaknya akan segera menurunkan tim mitigasi konflik ke wilayah tersebut.

‘’Kami akan meminta pemerintah desa setempat untuk memberi imbauan kepada warganya untuk tidak memberikan tindakan-tindakan yang membuat ketergantungan kepada manusia menjadi tinggi. Seperti memberi makan dengan sengaja secara rutin karena tindakan ini akan menyebabkan kemampuan liarnya berkurang sehingga kesulitan eksis di habitat alaminya,’’ ungkapnya.

Genman juga berharap warga tidak anarkis. German mengingatkan bahwa tindakan menangkap buaya di habitat alaminya sangat tidak diperkenankan karena akan bertentangan dengan upaya pemerintah dalam melestarikannya.

‘’Kami juga mengimbau agar warga tidak beraktivitas yang membahayakan diri di lokasi-lokasi yang menjadi habitat buaya sehingga hidup harmoni buaya dengan manusia bisa diwujudkan,’’ tuturnya.(das)









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook