Heboh Bunga Bangkai di Bengkalis, Warga: Busuknye Bau Die

Feature | Rabu, 17 Februari 2021 - 16:46 WIB

Heboh Bunga Bangkai di Bengkalis, Warga: Busuknye Bau Die
Bunga Bangkai di halaman rumah Lia Wulandari berumur sekitar 2 pekan di Kecamatan Bengkalis, Kabupaten Bengkalis, Rabu (17/2/2021) (WARGA UNTUK RIAUPOS.CO)

"Entah lah! Macam tak sado, alih-alih ade bunge yang awalnye dulu kecik. Ade bau bangkai, kami caghi lah mane baunye. Upenye daghi bunga situ, busuknye bau die," kata Lia Wulandari dalam dialek Melayu.

Laporan: Erwan Sani, Bengkalis


Diungkapkan Lia Wulandari, awal kemunculan bunga indah tapi busuk ini sekitar dua pekan silam. Lia adalah warga Pangkalan Batang Barat dihebohkan dengan temuan bunga besar mekar yang disebut-sebut mirip dengan bunga bangkai. Tumbuh di halaman rumahnya, di KM 8, Desa Pangkalan Batang Barat, Kecamatan Bengkalis, Senin (15/2/2021). 

Lia menyebutkan bahwa di halaman rumahnya tumbuh pohon Bunga Bangkai setinggi sekitar 20 cm yang baru diketahuinya Senin sore itu juga sekitar pukul 16.00 WIB. Diketahui, karena ketidaknyamanan dengan bau teramat busuk yang setelah dipastikan dengan mencium sejarak satu jengkal. Setelah dilakukan cek di mesin pencari data di internet, benar bunga busuk itu mirip bentuknya bunga ikon Bengkulu.

"Ghase kami dah due minggu dah. Bunge cantik, tapi kami tak tau bunge ape. Setelah ade bau (busuk), baghu lah tau itu bunge bangkai," tambahnya.

Diakui Lia, kemunculan bunga ini tidak ada bawa petanda unik, baik melalui mimpi atau pun dirinya menabur bibit bunga tadi maupun tanaman lainnya karena beliau bukan penghobi atau kolekstor bunga.

Lia sang perajin Tenun Songket dengan Alat Tenun Bukan Mesin (ATBM) istri dari Juanda ini mengaku risih dan takut ada petanda buruk atas fenomena ini. Anak pertamanya pernah bertanya jika akan menjual bunga rupawan itu yang dijawab Lia seharga Rp 50 juta.

"Tumbuhnye bunge ini ade ghase senang, ade tak senang. Takotnye, tetangge maghah bau busuk. Senangnye sebab bunge ni langka. Sementaghe waktu bunge ni bio lah tumbuh dulu supaye oghang bisa nengok bahwe ini lah bunge bangkai. Kalau tak ade yang nengok, mungkin kami bunoh bunge ni daghi pade teganggu bau busuk," tutur Lia Wulandari.

Sementara itu Bayu, salah seorang warga Desa Sebauk menyebutkan, bahwa bunga tersebut ditemukan mekar sekitar satu hari lalu. 

Menurutnya, di sekitar bunga itu tidak ada tumbuhan lainnya seperti umbi-umbian. Kemunculan bunga terbilang cukup unik dan langka di Pulau Bengkalis tersebut, juga mengundang warga lainnya untuk turut menyaksikan atau melihat dari dekat.

"Baru satu hari kemarin mekarnya. Tingginya sekitar setengah meter, baunya busuk jugalah," ungkap Bayu. 

Mekarnya bunga hanya akan bertahan hingga sepekan ke depan. Bunga Bangkai atau Amorphophallus titanum sendiri merupakan tumbuhan asli Indonesia. Populasinya hanya ditemukan di hutan-hutan Sumatera.

Pada saat ini habitatnya di alam banyak mendapat tekanan dan gangguan dari pengambilan ilegal di hutan, kerusakan habitat, dan penurunan jumlah serangga penyerbuk serta binatang penebar biji.

Amorphophallus titanum pun masuk dalam kategori tumbuhan langka berdasarkan klasifikasi dari International Union for Conservation of Nature (IUCN) dan keberadaannya dilindungi dengan Peraturan Pemerintah Nomor 7/1999.

Bunga Bangkai termasuk suku talas-talasan (Araceae) sehingga memiliki umbi. Umbinya sendiri berukuran raksasa, bahkan beratnya dapat mencapai 117 kilogram dan Bunga Bangkai berbeda dengan bunga Rafflesia.

Editor: Eka G Putra









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook