Mahasiswa Fakultas Teknik, khususnya Jurusan Teknik Informatika Universitas Riau (Unri) dikejutkan dengan meninggalnya Muhammad Fadhli dan Ordrick Sirait, Ahad (9/7). Apalagi, kedua mahasiswa Semester IV ini meninggal saat akan menjalani tugas kampus yakni kuliah kerja nyata (KKN/Kukerta)
Laporan DOFI ISKANDAR dan ABU KASIM, Pekanbaru dan Kampar
Muhammad Fadhli dan Ordrick Sirait mengalami kecelakaan tunggal saat hendak berangkat menuju lokasi KKN di Desa Muara Selaya, Kecamatan Kampar Kiri, Kampar, tepat di kilometer 35 Jalan Lintas Lipat Kain-Muara Selaya. Ordrick Sirait meninggal di tempat kejadian. Sedangkan Fadhli sempat dirawat di RSP Unri dan akhirnya meninggal dunia.
Sosok Muhammad Fadhli dan Ordrick Sirait dikenal rekan-rekannya sebagai orang yang baik dan suka menolong. Sahabat dan mahasiswa maupun dosen mengaku begitu kehilangan dengan berpulangnya beliau.
“Almarhum Muhammad Fadhli dan Ordrick Sirait orangnya baik, humoris dan suka bercerita. Kami sering bermain bersama juga,” ujar Fajar, salah seorang teman dekat almarhum yang juga satu kampus, Senin (10/7).
Fajar mengungkapkan, terakhir sebelum peristiwa tersebut terjadi dirinya sempat berjumpa dengan almarhum. “Sebelum kejadian saya juga bertemu, dan pada saat kejadian saya juga ikut membantu mengevakuasi almarhum,” sebutnya.
Fajar yang merupakan teman dekat almarhum juga tidak ada merasakan firasat. Semuanya baik-baik saja. “Almarhum Muhammad Fadhli dan Ordrick Sirait aktif di kampus. Keduanya dikenal sangat baik dan suka bantu orang. Bahkan Ordrick Sirait juga merupakan asisten dosen di kampus,” ujarnya.
Hal serupa diungkapkan Ketua Jurusan Teknik Informatika Unri Anhar, ST MT Ph. “Kalau almarhum Muhammad Fadhli memang anaknya lebih humoris, lebih dekat dengan teman-teman. Di kalangan dosen, mereka anak yang baik-baiklah. Mereka semuanya baik-baik, tetapi kalau Muhammad Fadhli orangnya lebih humoris,” ujar Anhar.
‘’Ordrick Sirait pun aktif di laboratorium dan banyak membantu dosen. Alhamdulillah, mereka adalah orang yang baik semuanya. Dan gak ada masalah mereka di kampus. Mereka anak yang baik,” ujarnya.
Sementara itu, Dekan Fakultas Teknik Prof Azridjal Aziz mengatakan, meskipun tidak begitu mengenal sosok almarhum, tetapi dirinya banyak mendengar dari dosen yang mengajar bahwa almarhum Muhammad Fadhli maupun Ordrick Sirait merupakan sosok yang baik.
“Kebetulan saya tidak mengajar di prodi yang sama. Tetapi dari informasi yang saya dapatkan dari dosen yang mengajar maupun dari teman-teman almarhum, keduanya sosok anak yang baik,” ujar Prof Azridjal Aziz.
Musibah ini meninggalkan luka mendalam bagi keluarganya yang berada di Bengkalis. Sejak Senin (10/7) dini hari, rumah almarhum Muhammad Fadhli di Jalan Wonosari Barat, Desa Wonosari, Kecamatan Bengkalis ramai didatangi sanak keluarganya.
Berita duka yang sangat mengejutkan itu, tidak hanya dirasakan kedua orang tuanya yakni Nanang Mujahidarso dan Darmawita Yunus. Namun keluarga, tetangga serta masyarakat juga terkejut dengan kepergian almarhum dengan cara mendadak.
Apalagi, sewaktu liburan Hari Raya Iduladha 1444 H, almarhum sempat pulang kampung dan bercengkarama dengan kedua orang tua serta saudaranya yang lain. Sehari setelah Iduladha, almarhum diantar oleh kedua orang tuanya ke Pekanbaru untuk siap-siap melaksanakan KKN.
“Ya, kami antar anak ke Pekanbaru karena dia akan melakukan KKN. Senin (10/7) ini akan dilakukan penerimaan mahasiswa KKN di Muara Selaya, Kampar Kiri, maka pada Ahad (9/7) kami pulang ke Bengkalis dan dia berangkat ke Kampar bersama temannya menggunakan sepeda motor,” ucap Darmawita Yunus, ibu almarhum yang dijumpai di rumahnya usai pemakaman.
Ia mengaku, almarhum adalah anak semata wayangnya. Tentu dengan kepergian almarhum menjadi cobaan yang berat bagi keduanya. Karena dia menilai Fadhli adalah anak yang baik dan penurut. Tentu dengan kepergiannya yang sangat cepat ini membuatnya sedih.
Darmawita mengatakan, saat kejadian dirinya dan suami masih dalam perjalanan pulang dari Pekanbaru menuju Bengkalis. Ketika sampai di Ro-Ro Sungai Selari Pakning, mereka mendapatkan kabar anaknya meninggal kecelakaan.
“Waktu dalam mobil ambulans sudah meninggal. Jadi kami ketemu di RSP Unri Panam bersama temannya yang sudah meninggal juga berasal dari Duri,” ucapnya dengan wajah sedih.
Ia mengaku, setelah mendapatkan kabar langsung menuju RSP Unri dan membawa anaknya pulang untuk dikebumikan di Pemakaman Umum Desa Wonosari, Bengkalis.
“Semoga anak saya diterima di sisi Allah dan ditempatkan di tempat terbaik dan berada di surganya Allah. Kami rida dengan takdir yang Allah berikan karena kita tak tahu takdir kita bagaimana. Kalau itu kehendak Allah maka kami menerima dengan ikhlas,” ucapnya.
Sementara itu, Tuah, abang sepupu almarhum Muhammad Fadhli yang dijumpai saat berada di rumah duka, juga terlihat sedih. Karena dia mengenal adik sepupunya ini anak yang baik dan penurut. “Dia alumni SMAN 1 Bengkalis. Sejak sekolah sampai kuliah akhlaknya sangat baik dan santun kepada yang lebih tua serta penurut,” ujarnya.
Tuah menyebutkan, almarhum meninggal akibat kecelakaan saat akan menuju ke Desa Muara Selaya Kecamatan Kampar Kiri, Kabupaten Kampar untuk melakukan KKN besama temannya. “Ini peristiwa yang memilukan bagi keluarga. Almarhum adalah putra semata wayang orang tuanya. Tentu ini pukulan berat bagi kami,” ujarnya.
Mewakili pihak keluarga, ia berterima kasih atas dukungan semua pihak, terutama dari Civitas Akademika Unri yang ikut hadir melayat dan mengantarkan jenazah almarhum sampai ke pusaranya. ‘’Semoga ini menjadi setawar sedingin bagi keluarga. Karena musibah tidak ada yang tahu, maka kami harus menerima dengan ikhlas dan lapang dada,” ujarnya.(das)