KECEWA, BERHARAP PEMIMPIN YANG AMANAH

Reaksi Warga Kepulauan Meranti usai sang Bupati Jadi Tersangka KPK

Feature | Selasa, 11 April 2023 - 11:03 WIB

Reaksi Warga Kepulauan Meranti usai sang Bupati Jadi Tersangka KPK
Tim Satgas KPK memasuki ruangan LPSE Pemerintah Kabupaten Kepulauan Meranti untuk melakukan penggeledahan, Senin (10/4/2023). (WIRA SAPUTRA/RIAU POS)

Muhammad Adil resmi ditetapkan menjadi tersangka oleh KPK, Jumat (7/4). Status tersangka ini membuat Adil yang dulunya dipuja-puja karena berani memperjuangkan nasib masyarakat Kabupaten Kepulauan Meranti, berbalik 180 derajat. Bahkan, permohonan maafnya pun tak diterima warga.

 


Laporan WIRA SAPUTRA, Selatpanjang

“Saya mengucapkan mohon maaf kepada seluruh warga Kepulauan Meranti atas kekhilafan saya”. Demikian ungkapan Muhammad Adil saat ditemui awak media di Gedung Merah Putih KPK, Sabtu (8/4) dini hari.

Permohonan maaf bupati nonaktif ini ramai-ramai ditolak warga Kepulauan Meranti. Warga kecewa berat dengan terbongkarnya kasus dugaan suap ini setelah lembaga antirasuah melakukan operasi tangkap tangan. Mereka menganggap perbuatan Adil yang kerap menjual kemiskinan yang mendera Kepulauan Meranti, hanya untuk pribadi.

Seperti sebelum ini, Adil pernah membuat heboh atas sikap dan usahanya dalam mengentaskan kemiskinan, hingga mengeluarkan kata-kata protes keras kepada  Kementerian Keuangan (Kemenkeu).

Adil mengungkapkan bahwa Meranti merupakan salah satu daerah penghasil minyak terbesar di Indonesia. Daerah itu kata dia mampu memproduksi minyak mentah hingga 7.500 barel per hari saat ini. Tapi masih miskin. Bahkan termiskin di Riau.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), penduduk miskin di Kabupaten Meranti pada 2021 tercatat masih ada sebanyak 48,50 ribu orang. Jumlah ini bertambah dibandingkan jumlah penduduk miskin di 2020, tetapi berkurang dibandingkan 2019.

Tercatat, pada 2020, jumlah penduduk miskin di Kabupaten Meranti tercatat sebanyak 47,10 ribu orang dan 2019 tercatat sebanyak 49,89 ribu orang. Jika dilihat dari persentasenya, jumlah penduduk miskin Meranti pada 2021 sebesar 25,68 persen dari total penduduk Meranti.

Artinya, 1 dari 4 orang di Meranti terbilang miskin. Tingkat kemiskinan Meranti naik dari 2020 sebesar 25,28 persen namun persentasenya turun dari 2019 sebesar 26,93 persen. Sebagai pembanding, pada 2021, tingkat kemiskinan Provinsi Riau hanya berkisar 7 persen dan nasional 9,71 persen.

“Benar miskin! Tapi jualan miskin ternyata hanya untuk kepentingannya dalam menyerap anggaran pusat demi memperluas peluang pribadi. Untuk itu, kami tidak menerima permohonan maafnya,” ujar Rio, salah seorang warga Alah Air Tebingtinggi kepada Riau Pos, Senin (10/4).

Di sisi lain, Helda Dwi, seorang warga Rangsang yang kini bermukim di Alah Air Tebingtinggi mengatakan kecewa dan prihatin dengan adanya kasus yang menimpa Adil. “Kecewa karena pemimpin yang kami pilih berkhianat dan membohongi masyarakat,” ujarnya.

Kendati kecewa, dia berharap, kasus yang menjerat orang nomor satu Kepulauan Meranti tersebut, bisa menjadi pelajaran yang berharga bagi penggantinya agar tak melakukan kesalahan yang sama. “Semoga ada pemimpin baru lebih amanah dan memperhatikan kemajuan masyarakat, meningkatkan sektor ekonomi, penciptaan lapangan kerja, pariwisata, sarana kesehatan yang memadai, serta peningkatan kualitas pendidikan,” bebernya.

Helda juga keberatan menjawab ketika ditanya apakah ia menerima permohonan maaf Adil. “Biar saja Bang. Malas saya menjawabnya. Karena ada janji dia sama saya diingkarinya,” ungkapnya sembari senyum.

Hal senada juga disampaikan Edy, warga Banglas. Ia mengaku tidak akan memaafkan kesalahan Adil. Jika pun permohonan itu diterima menurutnya tidak akan memberikan perubahan terhadap Meranti dan keluarganya. Karena Edy merasa tidak heran perihal adanya penangkapan terhadap Adil. Menurut pria yang berprofesi sebagai guru ini, tak bakal ada perkembangan yang berarti, meskipun pimpinannya silih berganti.

Lebih lanjut, dengan adanya penangkapan ini, Edy berharap pemimpin penggantinya akan lebih amanah. “Mudah-mudahan Meranti benar bangkit dan bupati penggantinya bisa lebih jujur sehingga daerah maju,” harapnya.

Sebelumnya Adil meminta maaf kepada warga. Usai menyampaikan permintaan maaf, Adil enggan berkata-kata lebih lanjut. Ia juga enggan menyampaikan permintaan maaf kepada keluarganya. Namun tidak membantah sangkaan dari KPK bahwa dirinya melakukan tiga dugaan tindak pidana korupsi.

Saat dimintai tanggapan bahwa dirinya bakal merayakan hari raya Idulfitri di tahanan, ia juga memilih bungkam. Ketika itu Adil hanya tampak mengacungkan jempolnya menanggapi pertanyaan wartawan.(das)









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook