MELIHAT KONDISI WARGA DI TENDA PENGUNGSIAN BANJIR DI PEKANBARU

’’Kami Sudah Lelah, Rumah Kami Jadi Langganan Banjir’’

Feature | Jumat, 08 September 2023 - 09:09 WIB

’’Kami Sudah Lelah, Rumah Kami Jadi Langganan Banjir’’
Warga terdampak banjir menempati tenda darurat milik BNPB Kota Pekanbaru di Jalan Puyuhmas, Pekanbaru, Kamis (7/9/2023). (MHD AKHWAN/RIAU POS)

Hujan deras yang mengguyur sebagian besar wilayah Pekanbaru, Rabu (6/9) sejak pagi hingga sore membuat jalan dan permukiman warga terendam banjir. Beberapa warga yang terdampak banjir pun harus mengungsi ke tenda darurat.

Laporan PRAPTI DWI LESTARI dan JOKO SUSILO, Pekanbaru


Lelah dan letih tergambar dari raut wajah para pengungsi di tenda darurat yang didirikan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Pekanbaru. Sebanyak 7 kepala keluarga (KK) di sekitar Jalan Gelatik dan Jalan Puyuh Mas Kelurahan Tangkerang Tengah, Kecamatan Marpoyan Damai tidur beralaskan tikar dan terpal seadanya.

Kamis (7/9), mereka menghadapi cobaan karena kediaman mereka tergenang banjir luapan dari parit besar yang ada di sekitar lokasi. Tingginya mencapai setinggi betis orang dewasa. Terlihat belasan orang yang didominasi para lansia dan anak-anak duduk serta tidur di dalam tenda darurat dengan selimut seadanya.

Terlihat juga beberapa lansia menggunakan kursi yang agak panjang untuk dijadikan tempat menyandar sembari meminum teh hangat yang diberi petugas Satuan Brimob Polda Riau yang ikut membuka dapur darurat untuk membantu masyarakat yang terkena musibah banjir. Salah seorang warga bernama Rita mengatakan, banjir merendam rumahnya setinggi lebih dari satu meter, kini sudah berangsur surut. ‘’Alhamdulillah kalau banjir sudah surut tadi (kemarin, red),’’ ujarnya.

Namun, mereka belum bisa kembali ke rumah dan masih bertahan di tenda pengungsian. Tapi, di pengungsian, Rita mengeluhkan kondisi tenda yang tak layak karena banyak bocor di sejumlah sisi. “Tendanya banyak bocor sehingga kami kesulitan tidur, apalagi di sini banyak anak-anak,” katanya.

Rita khawatir, akan turun hujan dengan intensitas tinggi lagi dan akan membuat anak-anak kedinginan serta sulit untuk tidur karena tenda yang bocor. “Agak susah juga kan, banyak anak-anak. Tadi (kemarin, red) sudah dibilang juga bocor tendanya, katanya nanti diperbaiki sama tim,” katanya.

Wanita 52 tahun ini mengaku belum tahu hingga kapan berada di tenda pengungsian. Pasalnya banjir yang menimpa rumahnya masih belum surut secara keseluruhan dan masih di atas betis orang dewasa. Ia pun berharap ada solusi atas permasalahan banjir di permukiman mereka. “Kami sudah lelah, rumah kami selalu jadi langganan banjir kalau parit dan tumpukan sampah menyumbat saluran air. Ini yang paling parah selama beberapa tahun terakhir. Biasanya hanya setinggi betis orang dewasa, tapi kemarin sampai sedada di rumah kami,” terang buruh serabutan ini sembari menahan air mata.

Sementara itu, Kepala Pelaksana (Kalaksa) BPBD Kota Pekanbaru Zarman Chandra saat dikonfirmasi mengatakan, berdasarkan data yang dimiliki, untuk sementara ada 432 KK terdampak banjir. “Jumlah ini masih bisa bertambah karena tim di lapangan masih melakukan pendataan dan evakuasi,” katanya.

Lanjut Zarman, untuk masyarakat yang terdampak banjir paling banyak di Kecamatan Marpoyan Damai yakni 316 KK. Sedangkan banjir sendiri terjadi di tiga titik pemukiman masyarakat, di mana saat ini masyarakat sudah dievakuasi dengan perahu karet karena rumahnya terendam banjir sejak, Rabu (6/9) lalu. Selanjutnya masyarakat terdampak banjir di kawasan Kulim. Jumlah masyarakat terdampak banjir di kecamatan itu mencapai 110 KK.

Hasil evakuasi di lapangan, ketinggian banjir berkisar 50 sentimeter hingga satu meter.  Sebanyak 15 lokasi terdampak banjir dan satu lokasi terdampak longsor di Kecamatan Bukit Raya. Lokasi lainnya yang terdampak banjir menyebar di Kecamatan Limapuluh, Kecamatan Bukit Raya dan Kecamatan Tuah Madani. Lokasi lainnya yakni Kecamatan Sail dan Kecamatan Senapelan. “Untuk saat ini upaya evakuasi sudah dilakukan. Pasokan bahan makanan segera dipersiapkan tenda darurat,” tuturnya.

Sementara itu, saat dikonfirmasi soal tenda pengungsian yang bocor Zarman mengaku tidak mengetahui dan. Menurutnya, sebelum dilakukan pemasangan, tenda sudah dilakukan pengecekan. Namun tidak menutup kemungkinan saat proses pemakaian di lokasi ada kebocoran.

“Semalam sudah kita cek aman sih tendanya. Tapi saya coba cek lagi ke anggota. Kalau memang ada kebocoran maka kami akan lakukan perbaikan agar pengungsi tidak kesusahan saat berada di dalamnya,” tegasnya.

Pj Wako Ajak Masyarakat Rajin Gotong Royong

Penjabat (Pj) Wali Kota Pekanbaru, Muflihun meminta masyarakat tidak perlu saling menghujat dan menyalahkan pemerintah. Akan lebih baik jika masyarakat bisa membantu dalam mengantisipasi terjadinya banjir.

“Yang pertama kami apresiasi kepada masyarakat Kota Pekanbaru yang peduli dengan Pekanbaru. Pekanbaru hari ini tidak perlu saling menghujat. Kita sama-sama di lapangan, ketika hujan deras maka banjir,” ujar Muflihun, Kamis (7/9).

Muflihun menyebutkan, persoalan banjir yang melanda sebagian wilayah Kota Bertuah ini disebabkan drainase banyak yang tersumbat. “Penyebab utamanya banyak parit yang tersumbat sampah. Curah hujan cukup tinggi dan debit air sangat besar. Kita lihat parit dan anak sungai penuh air,” tambahnya.

Untuk itu, lanjut orang nomor satu di Pekanbaru ini, masyarakat diminta agar dapat ikut mengantisipasi musibah banjir dengan cara mengaktifkan kegiatan gotong royong di lingkungan tempat tinggalnya. “Saya mengajak masyarakat Pekanbaru mulai bergotong royong, minimal di lingkungan rumahnya masing-masing,” imbau Uun panggilan akrab Muflihun.


Dukungan masyarakat Pekanbaru dinilai Muflihun sangat penting untuk bersama-sama mengantisipasi musibah banjir terjadi. Sebab pemerintah tidak dapat kerja sendiri. “Kalau hanya mengharapkan pemerintah, tidak akan mungkin bisa diselesaikan secara masif persoalan banjir ini,” terangnya.

Ia juga berharap masyarakat Pekanbaru tidak mudah mengklaim bahwa penerintah Pekanbaru tidak bekerja. Penerintah Pekanbaru selalu disalahkan. Setiap banjir melanda, padahal lanjut Muflihun banjir juga merupakan kondisi alam.

“Seolah-olah Pemko tidak bekerja dan kita bukanya tidak mau dikritik, tetapi memang ada kondisi-kondisi yang memang tidak dapat melawan alam seperti banjir ini. Hampir semua negara saat hujan besar ada daerahnya yang kebanjiran. Harus kita fahami jangan kita saling hujat,” tuturnya.

Sementara itu, sehari sebelumnya, Kepala Stasiun Meteorologi Kelas I Sultan Syarif Kasim II-Pekanbaru Ramlan mengatakan, berdasarkan informasi cuaca yang dimiliki oleh BMKG Pekanbaru, selama beberapa hari ke depan cuaca di Provinsi Riau masih berpotensi hujan, namun tidak merata.

Hal ini disebabkan masih adanya pertumbuhan awan di wilayah samudera Hindia sebelah barat Sumatera Barat yang bergerak menuju sejumlah wilayah di Provinsi Riau. “Beberapa hari ini masih berpotensi hujan di wilayah Riau, namun tidak merata. Ini karena pertumbuhan awan di wilayah Samudera Hindia sebelah barat Sumatera Barat masih aktif bergerak ke arah Riau,” katanya.

Dirinya mengimbau masyarakat untuk waspada dan berhati-hati terhadap cuaca yang kerap berubah-ubah, terutama wilayah Kabupaten Rokan Hilir yang sudah memasuki musim pancaroba.

“Masyarakat tetap waspada karena sebagian wilayah Riau terutama di wilayah Rohil dan Rohul bagian Utara sudah memasuki musim pancaroba sehingga potensi hujan disertai angin kencang sangat tinggi,” tegasnya.(das)









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook