KONFLIK MANUSIA DAN HARIMAU DI KAMPUNG REMPAK, KABUPATEN SIAK

Warga Zikir dan Doa Bersama "Memagari" Kampung

Feature | Senin, 08 Mei 2023 - 12:05 WIB

Warga Zikir dan Doa Bersama "Memagari" Kampung
Warga Kwalian, Kelurahan Kampung Rempak, Siak Sri Indrapura, membawa ratusan obor melafalkan tahlil berkeliling "memagari" kampung untuk menghalau harimau, Jumat (5/5/2023). (MONANG LUBIS/RIAUPOS.CO)

Berbagai upaya telah dilakukan untuk menghalau harimau, mulai dari memasang perangkap dengan berganti umpan, mendatangkan pawang atau bomo, sampai memindahkan perangkap beberapa kali. Namun harimau belum juga masuk perangkap. Warga pun melakukan zikir dan doa bersama memagar kampung.

Laporan MONANG LUBIS, Siak Sri Indarpura


SEEKOR harimau yang diduga memangsa warga Siak pada 24 April lalu, terpantau warga masuk Kwalian, Kampung Rempak, Kamis (4/4) sekitar pukul 03.00 WIB. Sorot mata merah dengan tinggi sekitar 1 meter lebih itu berada di tengah jalan kampung.

Lalu pada pagi harinya, sekitar pukul 08.20 WIB, Ujang warga Kampung Rawang Air Putih  yang bekerja di pembibitan kelapa sawit milik Mujimin, melihat harimau berjarak beberapa meter darinya, hanya terpisahkan parit dengan sekitar lebar 3 meter. "Harimau berbalik arah, kembali ke semak," kata Ujang.

Penampakan harimau tak hanya di situ, keesokan harinya pada Jumat (5/5) sekitar pukul 08.20 WIB, harimau tak hanya melompati parit tapi juga menyeberangi jalan menuju perkampungan. Ujang lagi-lagi memberikan penjelasan sambil menunjuk jejak kaki harimau di tengah Jalan Pesantren yang dilintasi. "Saya melihatnya menyeberang ke arah jalan tanah ujung Jembatan Tengku Agung Sultanah Latifah," terang Ujang.

Puluhan warga Kwalian yang semakin resah menunggu dengan segala perlengkapan yang ada, memantau agar harimau tidak masuk kampung.  Harimau tidak hanya beberapa kali itu saja menampakkan diri, malam ketika korban diserang harimau, atau pada Jumat (21/4) sekitar pukul 02.00 WIB, harimau juga keluar menyeberang ke arah kebun karet puskesmas.

Doa tolak bala, dengan zikir sudah dipanjatkan Kamis (4/5), selesai Salat Isya. Lalu dilanjutkan dengan melafalkan tahlil pada Jumat (5/5) malam. Warga Kwalian, Kelurahan Kampung Rempak, Kecamatan Siak, Kabupaten Siak, mengumandangkan tahlil atau kalimat tauhid lailahaillallah keliling kampung sambil membawa obor.

Tua muda, laki-laki perempuan, anak anak bahkan para tokoh juga turun. Warga bersemangat menghalau harimau sumatera yang menyatroni kampung sehingga warga merasa diteror. Tahlil obor sebagai upaya memagari kampung dari masuknya hewan buas harimau.

Tahlil obor dimulai dari Masjid Ar-Rahmat Jalan Kwalian, lalu memutar ke belakang, tembus ke ujung kampung, lalu masuk ke Jalan Kwalian menyeberang ke jalan arah makam korban, dan rumah korban. Hanya saja, baru lewat dari makam korban dimangsa harimau pada Kamis (20/4) sekitar pukul 14.00 WIB lalu, hujan mengguyur sederas-derasnya.

Namun, semangat warga untuk menuntaskan misi membuat tak seorang pun bergeming. Semua tetap berjalan mengumandangkan tahlil di tengah hujan diselingi petir. Malam itu, warga memutar ke arah rumah korban yang berujung di jalan dua jalur menuju Pasar Belantik, lalu belok ke bundaran menuju Jalan Kwalian.

Semua basah kuyup, hanya satu dua obor yang masih menyala dari ratusan jumlahnya. Ada keharuan melihat momen itu. Menurut warga bernama Wawan, mereka memang harus menyelesaikan misi. Setiap hari sejak jatuhnya korban, warga merasa diteror.

"Kami bertahan dari panas dan hujan sejak dulu. Jadi ketika kami sedang berzikir dan berdoa seperti ini, tiba-tiba diguyur hujan, bagi kami bukan lagi sebagai penghalang tapi keberkahan," kata Wawan.

Para orang tua, perempuan dan anak anak, begitu bersemangat. Semangat mereka membuat dia dan kawan kawannya sesama ayah muda, terus bertahan sampai selesai. Setelah selesai berkeliling, warga tidak lantas pulang, namun menuntaskannya dengan doa bersama diteras dan pelataran masjid dengan tubuh dan pakaian yang basah.

Kepala Lingkungan (Kaling) Sukasari RW 3 RW 4 Abdul Patahuddin sebagai inisiator kegiatan, didampingi Lurah Kampung Rempak Agusri dan para tokoh mengatakan, kegiatan yang berlangsung dua hari itu, dimulai dari, zikir, doa dan makan bersama di masjid.

Dirinya dan warga secara lahir sudah berusaha memasukkan harimau ke kerangkeng atau perangkap bersama pawang atau bomo, BBKSDA, dan Animal Rescue BPBD. Namun belum membuahkan hasil. Makanya kini, pihaknya secara batin meminta kepada Sang Maha Pencipta yaitu Allah, agar menghalau harimau dari Siak, terutama Kwalian sehingga warga dapat kembali beraktivitas dengan normal, tidak dicekam rasa takut untuk keluar rumah pada malam hari.

Hal ini juga sebagai upaya agar 100 lebih kepala keluarga yang bergantung hidup di kebun di mana korban dimangsa harimau dapat kembali beraktivitas seperti semula. "Persediaan tentu semakin menipis, jika tidak segera ke kebun, tentu sangat riskan bagi perekonomian warga," ujarnya.

Sementara hari ke-16, Pemkab Siak membuat posko dan membentuk Satgas Penanggulangan Satwa Liar. Posko didirikan di dekat Kantor Lurah Kampung Rempak, Kecamatan Siak, Kabupaten Siak. Wabup Husni Merza, posko ini didirikan sebagai pusat informasi resmi supaya di tengah masyarakat tidak ada informasi simpang siur tentang keberadaan harimau. Pihaknya terus berusaha melakukan upaya sesuai dengan ketentuan untuk menangkap harimau yang hampir tiga pekan meresahkan masyarakat.

Sementara itu, ayah korban bernama Husin (57) mengaku trauma. Tak berani keluar rumah ketika malam hari. Rumah yang dihuninya bersama istri bernama Lindawati (53), serta adik korban, ternyata memiliki kamar mandi dan toilet di luar rumah. Jadi ketika hendak ke kamar mandi, mereka selalu bertiga. Tak berani keluar sendiri sendiri. "Selalu merasa diintai. Kami takut harimau berada di sekitar rumah. Hal ini tentu saja sangat menyiksa," kata Husin.(das)









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook