MENGUAK TABIR KEJAYAAN SIAK DI MASA SILAM (1)

Ditemukan Makam Bangsawan, Benteng dan Kolam di Koto Ringin

Feature | Sabtu, 08 Februari 2020 - 10:51 WIB

Ditemukan Makam Bangsawan, Benteng dan Kolam di Koto Ringin
Arkeolog Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Pagaruyung, Tanah Datar, Sumatera Barat, Ludi mencatat dan memeriksa makam dengan nisan tunggal yang diduga bangsawan dari Abad 17 dan 18. Foto diambil, Kamis (6/2/2020).(MONANG LUBIS/RIAU POS)

Sejarah panjang Kesultanan Siak menjadi bagian yang tak terpisahkan dari temuan sejumlah situs bersejarah. Sekelompok warga yang peduli dengan sejarah menemukan dua makam yang hanya memiliki satu nisan, salah satunya diduga kuat makam keluarga Kesultanan Selangor, Malaysia.

Laporan MONANG LUBIS, Siak


Untuk bisa sampai ke lokasi temuan bersejarah itu, akan sangat sulit jika harus melalui Koto Ringin, Mempura, Siak. Karena akses ke sana harus melalui kebun warga dan semak belukar. Tapi kalau melewati Buantan Besar, Kecamatan Siak, cukup hanya menyeberang dengan perahu.

Pasalnya, lokasi penemuan makam, benteng dan kolam persis di seberang kolam hijau yang konon di zamannya digunakan sebagai lokasi mencuci benda pusaka berupa keris dan lainnya. Atau di seberang makam Raja Kecik.

Raja Kecik adalah Sultan Abdul Jalil Syah atau Sultan Abdul Jalil Rahmad Syah I, dikenal juga dengan panggilan Raja Kecil dari Pagaruyung. Dia merupakan saudara dari Yang Dipertuan Pagaruyung Raja Alam Indermasyah, kemudian mendirikan Kesultanan Siak Sri Indrapura.

Jarak dari Kota Siak sekitar 10 kilometer. Jika menggunakan sepeda motor atau mobil hanya sekitar 15 sampai 20 menit arah Sungai Pakning, Bengkalis. Nanti sebelum Bungaraya ada gapura sebelah kanan menuju Komplek Makam Raja Kecik. Di sana ada seperti pelabuhan rakyat, tempat warga menambatkan perahunya karena kebanyakan warga sehari-hari mengisi waktu luangnya dengan menjala ikan. Dari sanalah bisa menyeberang.

Akan banyak warga yang bisa mengantar jika ingin ke makam. Tidak ada tawar menawar dan tidak ada harga. Namun, keikhlasan memakai jasa warga setidaknya membuat yang diantar akan berterima kasih dan memberikan ucapan terima kasih yang setimpal.

Bicara makam, warga akan mengantar ke komplek pemakaman yang ada di seberang sungai. Ternyata pemakaman yang dimaksud warga adalah makam yang sudah ada sejak zaman nenek mereka masih kecil.

Kompleks pemakaman itu berada di bawah pohon yang sangat besar persis di tepi sungai. Menurut Abas (68), warga sekitar makam Raja Kecik yang kesehariannya berkebun, dan kebunnya berada di seberang, tidak jauh dari lokasi ditemukannya makam bangsawan menjelaskan bahwa

Pemakaman itu nisannya seperti di salah satu komplek pemakaman masih di wilayah Siak. Hanya ada satu makam yang memiliki nisan berbeda diduga bangsawan dan sesekali orang berziarah ke makam itu.

"Orang tua saya mengatakan, di masa Sultan XII, setiap tahun dia tidak hanya berziarah ke makan Raja Kecik tapi juga menyeberang ke sini, dan berziarah juga ke makam itu. Sepertinya makam yang memiliki nisan berbeda dari lainnya dan lebih besar masih keluarga sultan," ungkap Abas.

Ditambahkannya, sultan datang menggunakan Kapal Kato yang kini berada di Komplek Istana Asserayah Alhasyimiyah. Tapi bukan komplek pemakaman itu yang dituju. Sekitar 100 meter dari komplek pemakaman itu, barulah turun dari perahu. Di bibir sungai, harus melewati lumpur hutan bakau dengan kedalaman setinggi lutut. Sekitar 15 sampai 20 meter, barulah sampai daratan.

Meski sudah sampai daratan, dua makam yang diduga  bangsawan,  tidak langsung dijumpai. Perlu berjalan 200 meter dari tepi Sungai Jantan atau Sungai Siak, barulah sampai di makam yang berada di atas gundukan dengan nisan yang sudah tertanam. Yang terlihat hanya ujungnya seperti kelopak bunga teratai.

Makam satu lagi ujung nisannya runcing dengan pola dan ukuran yang hampir sama. Hanya saja di masing masing makam hanya ada satu nisan. Jarak antara makam sekitar 50 meter. Juru Kunci Makam Raja Kecik bernama Tri turun ke lokasi, Kamis (6/2) bersama  bagian Pengamanan, Penyelamatan dan Zonasi (P2Z) BPCB Sumbar Emi Rosman, dan arkeolog Ludi, Kasi  Kebudayaan Disdukbud Siak Ay Rizal, serta sejumlah kelompok warga menemukan lokasi bersejarah itu.

Kedua makam itu berada di wilayah Dusun Sungai Niur, Kampung Koto Ringin, Kecamatan Mempura, Siak. Dari bentuk nisan yang sudah menghijau karena ditutupi lumut, yang sebagiannya tertancap ke tanah, ada cerita dan sejarah di baliknya.

Dari bentuk dan ukiran berbeda nisan kedua makam ini menunjukkan bahwa nisan itu tidak dibuat asal asalan, tapi sebaliknya ada pengrajin yang penuh kreativitas membuatnya. Namun sayang, atas nisan yang runcing itu saat ditemukan sudah patah karena di sana ada alat berat yang membersihkan lahan sekitar.

Menurut Tri, jarak antara satu makam sekitar 50 meter dan berada di ketinggian tanah. Selain letaknya berseberangan dengan makam Raja Kecik, hanya terpisahkan Sungai Siak, di wilayah ditemukan dua makam itu ada sejumlah tempat seperti benteng tanah dan di dalamnya diduga sebagai istana. "Kami merasa temuan itu, berkaitan erat dengan sejarah Siak," ungkap Tri.

Tri mencoba melakukan pencarian melalui berbagai media, terkait adal usul bentuk nisan, berikut nama-nama bangsawan atau pun keluarga sultan yang pernah bermukim di Siak. Ternyata makam itu diduga masih makam keluarga salah satu Kesultanan di Malaysia.

Saat dikonfirmasi kepada  Megat Iskandar At-Terawis yang merupakan Presiden Persatuan Geneologi Malaysia, juga menjabat Persatuan Keturunan Megat Terawis Malaysia dan Persatuan Darul Ridzuan Selangor, mereka mengakui kalau nisan seperti itu mereka pakai.

Menurut Tri, Megat Iskandar At-Terawis berjanji bulan ini akan ke Siak bersama arkeolog Prof datuk Dr Abdullah Zakaria dari salah satu universitas di Malaysia. Megat Iskandar At-Terawis juga mengirim foto makam keluarganya dengan nisan yang sama dengan nisan runcing yang patah itu.(bersambung)

 









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook