Ratusan rumah warga di Kota Pekanbaru terendam banjir, Senin (3/10) malam. Di musim penghujan saat ini, warga mulai harus meningkatkan kewaspadaannya.
Laporan JOKO SUSILO, Bukit Raya
RUMAH Walfa (50) berada di Jalan Wicaksana, Kelurahan Tangkerang Labuai, Kecamatan Bukit Raya. Kawasan tempat tinggal Walfa sudah lama menjadi langganan banjir. Saat hujan deras turun pada Senin (3/10) malam, 70 rumah lainnya di tempat tinggal Walfa yang dekat dengan bantaran Sungai Sail ikut terendam banjir.
Sampai Rabu (5/10) siang, Walfa dan keluarganya masih mengungsi di emperan rumah tetangga yang beda perumahan. Bercelana pendek dengan kaus putih sedikit lusuh, ia duduk bersama dengan warga korban banjir lainnya.
Mereka berdoa semoga hujan tak turun lagi dan banjir yang merendam rumah mereka segera surut. Walfa mengaku tidak punya sanak keluarga untuk menjadi tempat mengungsi sementara.
Rumah warga lainnya yang berada tidak terlalu jauh dengan Perumahan Fauzan Asri jadi tempat mengungsinya bersama keluarganya. Banjir tidak sampai masuk ke rumah berwarna putih yang jadi tempat mengungsi keluarga Walfa. Genangan hanya sampai di jalan depan rumah itu.
"Kalau hujan turun sudahlah, jadi waswas hati ini. Takut air sungai meluap, banjir ke rumah. Apalagi ini musim hujan, banjir pun tak surut-surut di rumah saya," ungkap Walfa saat ditemui Riau Pos, Rabu (5/10).
Rumah Walfa berada dekat dengan aliran Sungai Sail. Sungai Sail dengan rumahnya itu hanya berjarak sekitar 25 meter.
Setiap musim penghujan atau ketika hujan deras semalaman rumah Walfa dan puluhan rumah warga lainya pasti kebanjiran. Banjir saat ini sudah hari merendam rumahnya dengan ketinggian sekitar 40 centimeter. Jejak air terlihat di dinding rumah Walfa, banjir memang telah sedikit surut. Namun masih bertahan setinggi itu.
Disebutkannya, banjir tahun lalu lebih parah dibandingkan banjir sekarang ini. Tahun lalu banjir mencapai batas pintu atas. "Kami berdoa saja semoga hujan tak turun dan banjir surut sampai kering. Jika dibandingkan tahun lalu banjir parah lagi. Pintu rumah itu hampir terendam semuanya," ungkap Walfa sambil menunjuk rumahnya yang terihat dari tempat ia mengungsi.
Barang berharga tidak terlihat ada di dekatnya saat mengungsi di rumah putih itu. Hanya satu unit sepeda motor yang terlihat ia selamatkan yang ada tak jauh dari dirinya. Barang-barang berharga lainnya sudah diamankan diletakkan di atas meja tinggi agar tidak terendam air banjir. Rata-rata warga di situ memiliki meja atau kursi yang di desain cukup tinggi, difungsikan untuk jadi rak atau tempat barang berharga saat bencana banjir menerjang setiap tahunnya. Misalnya seperti televisi, kipas angin dan pakaian.
Sementara sepeda motor akan dititipkan di rumah warga yang tidak terdampak banjir. Sekitar lima tahun silam, Pemko Pekanbaru pernah mengeruk lumpur dan tanah di sepajang Sungai Sail yang terjadi pendangkalan. Namun sampai sekarang pengerukan belum pernah dilakukan lagi.
"Sungai Sail terjadi pendangkalan, jadi setiap hujan ya air ya meluap seperti sekarang ini," katanya lagi sambil meluruskan pinggangnya dan bersandar di dinding teras rumah putih itu.
Warga sebenarnya sudah bisa menempati tenda. Tenda milik pemerintah atau dinas sosial sudah terlihat berdiri sejak Selasa (4/10). Tenda beratap warna biru itu dibangun di dekat perumahan tidak jauh dari Perumahan Fauzan Asri. Tenda aman dari jilatan air banjir yang menggenangi Perumahan Fauzan Asri itu, tenda itu berada di ketinggian.
"Warga jarang ada yang mau mengungsi di tenda, kurang nyaman. Paling mereka mengungsi ke rumah sanak keluarga. Warga yang tak punya keluarga ya bertahan sambil menjaga barang barang di rumah," tambah Walfa yang sedikit menurunkan nada suaranya itu.
Yang diinginkan Walfa dan warga lainnya bukan hanya tenda, tetapi bantuan makanan. Karena sudah dua hari ini Walfa dan sebagian warga lainnya hanya makan roti. Sementara bantuan nasi belum ada sampai warga.
"Saya kan belum bisa masak nasi karena banjir merendam rumah. Kalau makan roti ya ada. Kalau ada bantun tenda dan nasi kan lebih baik," sebutnya.***