Naim disebutkan merupakan penghubung utama antara MIT (yang berbasis di Sulawesi) dan ISIS di Timur Tengah.
Sebuah blog yang dipublikasikan dengan menggunakan namanya menggambarkan dirinya sebagai seorang "wartawan lepas" dengan spesialisasi persoalan masyarakat Islam, dengan fokus pada politik, strategi dan intelejen.
Disebutkan dalam kolom ’tentang’ dirinya di situsnya dia lahir pada 1983.
Laporan media mengatakan dia sebelumnya bekerja sebagai teknisi komputer dan mengelola sebuah warung internet di Surakarta. Dia diyakini berasal dari Pekalongan di Jawa Tengah.
Pada November 2010 dia ditahan di rumahnya di sebuah desa di Solo, dengan dugaan terlibat dalam jaringan terorisme. Dia dinyatakan bersalah pada Juni 2011 untuk kasus kepemilikan senjata, tetapi pengadilan tidak menemukan bukti yang cukup untuk membidiknya dengan dakwaan teror.
Keluarganya menuduh aparat penegak hukum menganiaya Bahrun Naim ketika di penjara.
Seorang kuasa hukum yang mewakilinya mengatakan""Kami ingin membuktikan keterlibatan Naim dalam kasus ini karena sejak dia ditahan keluarganya tidak menerima penjelasan apapun mengenai perannya. Keluarganya masih tidak mengetahui mengenai kondisinya saat ini... Ini bukan penahanan, tetapi penculikan."