SEHARI DI ARBORETUM GAMBUT KAMPUNG JAWA

Periuk Kera Jadikan Negeri Junjungan Ternama

Feature | Kamis, 28 Oktober 2021 - 23:00 WIB

Periuk Kera Jadikan Negeri Junjungan Ternama
Penggagas arboretum gambut Sadikin saat menunjukkan kantong semar langka, Sabtu (16/10/2021). (ERWAN SANI/RIAUPOS.CO)

Arboretum Gambut dapat Penghargaan dari KLHK 2021

Arboretum Gambut sebagai mitra binaan program Corporate Social Responsibility (CSR) Kilang Pertamina Internasional Unit Sungai Pakning raih penghargaan Trophy Program Kampung Iklim (Proklim) Utama, Selasa (19/10/2021).


Penghargaan ini diserahkan secara virtual oleh Menteri Lingkungan Hidup dan kehutanan Republik Indonesia, Siti Nurbaya Bakar dalam acara Festival Iklim Tahun 2021, dengan tema “penurunan emisi gas rumah kaca dan peningkatan ketahanan iklim untuk Indonesia tangguh Indonesia tumbuh”.

Arboretum Gambut terletak di RW 06 Kelurahan Sungai Pakning juga mendapat penghargaan Proklim kategori Tropy Utama yang diselenggarakan oleh KLHK.  Sebagai salah satu lokasi penerima penghargaan Proklim Utama, sebelumnya lokasi ini juga mengikuti Pameran Festival Iklim mewakili Regional Sumatera yang diselenggarakan oleh KLHK pada 11 Oktober lalu dengan keunggulannya yaitu Lokasi Eduwisata Arboretum Gambut. 

Eduwisata Arboretum Gambut merupakan lokasi konservasi tanaman khas gambut khususnya yang sulit ditemukan seperti Nephentes (Kantong Semar) serta dikelola oleh Koperasi Tani Tunas Makmur. Lokasi ini merupakan rumah bagi 26 spesies flora khas gambut dengan 2 spesies yang berstatus dilindungi yaitu Nephentes Sumatrana (Vurnerable) dan Nephentes Spectabilis (Critically Endangered).

“Kampung kami dulu memiliki sejarah yang kuat dalam kasus karhutla di mana bencana karhutla seringkali terjadi di kampung kami,’’ kata Ketua Kelompok Tani Tunas Makmur Syamsul.

Kata Syamsul, Kampung Jawa Kelurahan Sungai Pakning terus berusaha melalui berbagai kegiatan seperti Pembuatan Kanal dan Sekat Kanal, Mengolah lahan gambut yang terbengkalai menjadi pertanian nanas, menerapkan sistem pertanian polikultur dan poligowo, hingga melakukan konservasi lahan gambut yang memiliki biodiversitas flora dan fauna yang tinggi.

Syamsul juga menambahkan bahwa kegiatan ini dilakukan demi terciptanya kampung iklim yang mandiri serta lestari bagi generasi penerus. 

“Istilahnya, jangan sampai kita meninggalkan air mata bagi anak cucu kita. Tapi tinggalkan mata air sehingga bisa dimanfaatkan bagi generasi penerus kita kelak. Kami, Koperasi Tani Tunas Makmur serta Masyarakat Kelurahan Sungai Pakning melakukannya melalui Kampung Iklim ini,” ujarnya.*** 

 









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook