SALAT JUMAT DIGANTI ZUHUR, SHAF DIRENGGANGKAN

Qunut Nadzilah yang Buat Merinding di Tengah Wabah Virus Corona

Feature | Sabtu, 28 Maret 2020 - 02:10 WIB

Qunut Nadzilah yang Buat Merinding di Tengah Wabah Virus Corona
Suasana Salat Jumat yang diganti dengan Zuhur berjamaah di Masjid Baitul Makmur, Jalan Mangga, Kecamatan Sukajadi, Pekanbaru, Jumat (27/3/2020).(EKA G PUTRA/RIAUPOS.CO)

Jumatan di pengujung Maret 2020 menjadi pengalaman berbeda bagi umat Islam, khususnya laki-laki. Bagaimana tidak, mencari masjid yang melaksanakan ibadah salat Jumat, seperti di pusat Kota Pekanbaru semacam kegiatan langka. Azan berkumandang kala matahari di atas kepala, spanduk besar tertempel di dinding luar masjid, shaf direnggangkan, qunut nadzilah bikin merinding, tanpa sadar air mata menetes.

Laporan: Eka G Putra (Pekanbaru)


“Yah, tidak salat,” kata pria berusia 40-an tahun, Apri memutar arah dari dalam gang di ruas Jalan Mangga, Pekanbaru dan kembali pulang begitu melihat parkiran masjid Baitul Makmur sepi.

Di parkiran yang sepi, terpasang sebuah spanduk besar 1x2 meter, bertulis imbauan masjid tidak melaksanakan ibadah Salat Jumat terhitung hari ini, Jumat (27/3/2020). Imbauan tersebut terpasang sejak 25 Maret atau dua hari sebelumnya. Serupa terpasang di beberapa masjid di pusat ibukota Provinsi Riau lainnya.

Pantauan Riaupos.co, seperti di Jalan Jenderal, Jalan Durian, Jalan Ahmad Dahlan, dan wilayah Kecamatan Sukajadi lainnya.

Panas terik Jumat di penghujung Maret memang berbeda. Jalanan sepi, “Barangkali karena orang-orang belum gajian,” kata Ibnu, pemilik salah satu warung kopi di Sukajadi.

Tentu pernyataan Ibnu tersebut sekenanya saja. Sebab, kondisi sepinya jalanan dan banyak rumah Allah tidak melaksanakan ibadah Salat Jumat serta salat berjamaah lainnya di masjid-masjid karena imbauan pemerintah. Bekerja, belajar dan berkegiatan dari rumah, atau istilahnya work from home (WFH).

Imbauan ini terus masif disuarakan lewat berbagai jejaring informasi, mulai media mainstream, media sosial dan imbauan melalui edaran mulai dari pemerintahan tingkat pusat hingga level pemerintahan desa. Alasannya satu, virus yang menghebohkan jagat raya Coronavirus Disease 2019 atau disingkat Covid-19. Ditemukan pertama di Wuhan, negeri China.

Virus ini diperkirakan berdiameter mencapai 125 nanometer atau 0,125 mikrometer. Perihal orang yang mengukur virus mini ini adalah dua peneliti asal AS yaitu Anthony R Fehr dan Stanley Perlman. Dipublikasikan melalui penelitian di situs Pusat Informasi Bioteknologi Nasional AS.

Menurut WHO, organisasi kesehatan dunia nan tersohor, Covid-19 dapat bertahan selama beberapa jam, bahkan beberapa hari. Virus ini juga baru mati pada suhu 56 derajat Celcius. Dua kali lipat paparan cahaya matahari sampai ke bumi yang dirasakan tubuh manusia.

Sejak awal 2020, negeri China heboh diserang Coronavirus ini. Tak perlu waktu lama, mewabah ke seantero Asia, Eropa, dan Amerika. Sampai ke tanah air tercinta, Negara Kesatuan Republik Indonesia. 

Di negeri asalnya, 3.280 orang meninggal dari 81.869 kasus positif atau 4,46 persen kematian. Lebih tragis, Italia, dua kali lipat sudah korbannya dari China. Terdata hingga 26 Maret 2020 pukul 00:00 WIB, 6.820 orang meninggal dari 69.176 warganya yang terpapar Covid-19 ini. Negara tetangganya, Spanyol, sudah 2.696 orang meninggal dari 39.673 yang terpapar positif corona.

Total di seantero dunia, dari data yang dirangkum Riau Pos dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) RI, sudah 18.589 orang meninggal dari 418.686 umat manusia terpapar virus corona dengan rata-rata 4,46 persen angka kematian. Bagaimana dengan Indonesia?

Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 pemerintah melalui juru bicaranya Achmad Yurianto mencatat hingga Kamis, total kasus positif 893 kasus dengan korban 78 orang meninggal. Gugus Tugas merincikan data positif COVID-19 di Indonesia yaitu di Provinsi Aceh satu kasus, Bali sembilan kasus, Banten 67 kasus, DI Yogyakarta 16 kasus, DKI Jakarta 515 kasus.

Selanjutnya di Jambi satu kasus, Jawa Barat 78 kasus, Jawa Tengah 40 kasus, Jawa Timur 59 kasus, Kalimantan Barat tiga kasus, Kalimantan Timur 11 kasus, Kalimantan Tengah enam kasus dan Kalimantan Selatan satu kasus. 

Kemudian di Kepulauan Riau lima kasus, NTB dua kasus, Sumatera Selatan satu kasus, Sumatera Barat tiga kasus, Sulawesi Utara dua kasus, Sumatera Utara delapan kasus, Sulawesi Tenggara tiga kasus.

Selain itu tercatat 27 kasus di Sulawesi Selatan, Sulawesi Tengah satu kasus, Lampung tiga kasus, Riau dua kasus, Maluku Utara dan Maluku masing-masing satu kasus serta tujuh kasus positif di Papua.

Dampak hingga berujung kematian dari virus yang super mini ini, Provinsi Riau pun menetapkan status siaga darurat coronavirus. Sekolah libur, pusat perbelanjaan sepi, hingga rumah ibadah tidak beraktifitas seperti sediakala.

Apri yang berniat pulang melihat Masjid Baitul Makmur sepi, tampak ragu. “Salat gak ya?” tanyanya kepada Riau Pos sembari berbincang terus berjalan menuju masjid.

Ia mengikuti langkah kaki, karena mendengar azan berkumandang. Spanduk imbauan dan sepinya masjid tidak menyurutkan langkahnya untuk tetap melihat ke dalam masjid, berikut menjawab rasa penasaran.

Setelah azan, pengurus masjid memegang kendali dengan mikroponnya. 10 baris jamaah duduk manis dengan jarak satu baris di atas setengah meter. Ada yang sampai satu meter. “Kalau flu, batuk dan bersin, silahkan pulang,” kata pengurus masjid melalui pengeras suara.

Baru ini barangkali, umat yang ingin beribadah disuruh pulang. “Karena kita tak saling kenal, kondisi sedang tidak baik, ada virus di mana-mana, untuk menjaga-jaga, jadi Salat Jumat ditiadakan, kita ganti dengan Salat Zuhur berjamah,” sambung pengurus masjid yang bersorban di atas kepalanya itu.

Hadits nabi merapatkan shaf sebelum salat berjamaah, tidak berlaku lagi setelah kumandang qamat menggema dengan pengeras suara. Malah pengurus masjid tadi sebelum jamaah berdiri untuk memulai bakda Zuhur, meminta untuk merenggangkan shaf salat. “Jarakkan shaf, ini untuk kebaikan kita semua,” sambungnya hingga Slat Zuhur berjamaah dengan shaf renggang dilaksanakan dengan khidmat.









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook