PEKANBARU (RIAUPOS.CO) -- Gejolak harga tiket pesawat yang tak kunjung turun membuat sejumlah sektor terdampak. Tak terkecuali sejumlah hotel di Provinsi Riau. Untuk itu, Pengurus Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Riau yang diwakili oleh Ketua PHRI Riau Nofrizal Koto bersama jajaran pengurusnya yang berjumlah 15 orang, berkunjung ke ruang rapat Gubernur Riau, dan disambut langsung oleh Gubernur Riau H Syamsuar, Jumat (28/6).
Pada kesempatan silaturahim ini, Syamsuar menyampaikan, bahwa beliau ikut prihatin dengan permasalahan tiket pesawat yang mahal sehingga mempengaruhi tingkat hunian hotel di Pekanbaru khususnya dan Riau umumnya yang juga mempengaruhi sektor ekonomi lainnya.
Permasalahan tersebut, telah disampaikan Gubernur Riau kepada Tim Menko Perekonomian untuk bisa mengatasinya. Di samping permasalahan tiket pesawat, Gubernur Riau juga sangat fokus terhadap percepatan pengembangan pariwisata halal di Riau, apalagi Provinsi Riau dan Kepulauan Riau telah ditunjuk menjadi destinasi utama pariwisata halal Indonesia bersama 9 provinsi lain.
Namun, pihak kementerian belum melihat geliat pariwisata halal di Riau meskipun telah ditunjuk dan menandatangani MoU pengembangan pariwisata halal. ‘’Kami juga mengharapkan dukungan dan peran serta PHRI dan ASITA dalam mewujudkan Riau sebagai destinasi utama pariwisata halal. Janganlah Riau kalah dengan Thailand yang serius menyiapkan diri sebagai destinasi pariwisata halal,’’ ucapnya.
Gubernur Riau berharap, berbagai pihak terkait bisa membangkitkan budaya dan kearifan lokal sebagai unggulan dalam kepariwisataan di Riau. Beliau juga berharap rencana Roro Dumai-Melaka dan penerbangan Malaysia Airline Kuala Lumpur-Pekanbaru bisa segera terwujud, sehingga bisa memicu perkembangan pariwisata ke Riau semakin pesat. ‘’Kami juga berharap akan ada pertemuan selanjutnya dengan berbagai instansi dan organisasi terkait wisata lainnya untuk mematangkan percepatan pengembangan pariwisata halal Riau dan permasalahan pariwisata lainnya,’’ jelasnya.
Setelah penyampaian Syamsuar, perbincangan dilanjutkan dengan mendengarkan unek-unek dari pengurus PHRI Riau. Ketua PHRI Riau Nofrizal Koto menyampaikan, bahwa mahalnya harga tiket pesawat menyebabkan terhambatnya pengembangan wisata MICE di Pekanbaru khususnya dan Riau umumnya. Di samping itu, bahwa tingginya tingkat persaingan hotel di Pekanbaru menyebabkan harga kamar hotel menjadi sangat murah dibandingkan dengan daerah lain. ‘’Sebagai contoh kamar hotel bintang 4 tidak sampai Rp500.000 per malam, sedangkan di daerah lain sudah lebih dari Rp1.000.000 per malam. Untuk itu perlu mengurangi laju perizinan pembangunan hotel baru agar terjadi persaingan hotel yang sehat,” tuturnya.
Di samping itu, pengurus lain juga menyampaikan bagaimana jika venue-venue eks PON 2012 bisa dimanfaatkan dan berguna dalam mengembangkan berbagai event di Riau sehingga bisa mendorong pertumbuhan pariwisata dan peningkatan hunian hotel.
Di antara pengurus PHRI Riau, juga ada yang ditunjuk menjadi Team Penyusun Desain Strategis dan Rencana Aksi (DSRA) Percepatan Pengembangan Pariwisata Halal Kota Pekanbaru yang diketuai oleh Merza Gamal. Menurut Merza Gamal, dalam DSRA, rencana awal pengembangan destinasi pariwisata halal meliputi kawasan Pekansikawan (Pekanbaru, Siak, Kampar, dan Pelalawan).