JAKARTA (RIAUPOS.CO) - Pelaksanaan skema perdagangan bebas Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) tinggal dua hari lagi. Namun, rupanya masih ada beberapa sektor industri yang masih menata kuda-kuda agar lebih siap di era MEA.
Salah satunya adalah industri kosmetika. Ketua Asosiasi Industri Kosmetika Putri Kuswisnu Wardani mengatakan, salah satu ganjalan yang menghambat upaya industri kosmetika untuk meningkatkan daya saing adalah masih sulitnya proses importasi bahan baku.
"Padahal, industri kosmetika tidak hanya prospektif di pasar ekspor, tapi juga menyerap banyak tenaga kerja," ujarnya usai bertemu Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) di Kantor Wakil Presiden (28/12).
Atas usulan untuk mempermudah importasi bahan baku tersebut, Putri mengatakan jika Wapres JK siap mendukung dan akan segera mengambil langkah-langkah yang diperlukan. Tujuannya agar daya saing industri dalam negeri meningkat. "Kita sepakat bahwa deregulasi dan debirokratisasi harus dilakukan untuk menmperkuat daya saing industri," katanya.
Dalam skema peningkatan ekspor yang dicanangkan Kementerian Perdagangan, industri kosmetika dan toiletries yang memiliki jangkauan pasar luas, memang diharapkan bisa menjadi salah satu andalan Indonesia untuk menggenjot ekspor, terutama ke negara-negara Asean seiring berlakunya MEA.
Sementara itu, Ketua I Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), Jongkie D Sugiarto mengatakan industri otomotif juga perlu mendapat insentif dari pemerintah supaya bisa unggul di era MEA.”Industri otomotif kita sudah sangat besar, tapi kurang didukung dengan industri komponen yang memadai. Ini yang perlu terus didorong oleh pemerintah,” ujarnya.