Jokowi Bicara Investasi hingga Perdamaian Dunia di India

Nasional | Senin, 11 September 2023 - 09:21 WIB

Jokowi Bicara Investasi hingga Perdamaian Dunia di India
Presiden Joko Widodo dan Perdana Menteri Italia Giorgia Meloni membahas sejumlah kerja sama dan investasi Italia di Indonesia dalam pertemuan bilateral di Bharat Mandapam, IECC, Pragati Maidan, New Delhi, India, Ahad (10/9/2023). (MUCHLIS JR/SETRPRES)

JAKARTA (RIAUPOS.CO) – Peran Indonesia di dunia internasional terus menggeliat. Setelah menyelenggarakan KTT ASEAN pada pekan lalu, Presiden Joko Widodo langsung berangkat ke India guna menghadiri KTT G20. Dalam tiga hari terakhir, selain mengikuti konferensi, Jokowi manfaatkan untuk melakukan pertemuan bilateral dengan pemimpin dunia lain.

Ahad (10/9) merupakan hari ketiga sekaligus hari terakhir Jokowi dan rombongan berada di India. Sebelum pergi meninggalkan negara itu, Jokowi melakukan pertemuan bilateral dengan Italia dan Perancis.


Dalam pertemuan bilateral dengan Italia, Jokowi bertemu dengan  Perdana Menteri (PM) Italia Giorgia Meloni. Mereka membahas sejumlah kerja sama dan investasi Italia di Indonesia.   “Saya sambut baik peningkatan investasi Italia dan peresmian pabrik Piaggio tahun lalu,” ujarnya.

Lebih lanjut, Kepala Negara juga menyampaikan apresiasi atas komitmen Italia dalam skema Just Energy Transition Partnership (JETP). Presiden berharap komitmen tersebut dapat segera diwujudkan dalam waktu dekat. “Saya harap komitmen segera diimplementasikan karena dukungan mobilisasi pendanaan adalah elemen penting transisi energi,” kata Jokowi.

Selain itu, Kepala Negara mengundang Italia untuk terlibat dalam pengembangan ekosistem kendaraan listrik di Indonesia dan infrastruktur hijau. “Saya juga undang Italia untuk kembangkan ekosistem EV, infrastruktur hijau dan pembangunan Ibu Kota Nusantara,” ajaknya.

Dalam pertemuan yang berlangsung sekitar 20 menit tersebut, Jokowi juga meminta dukungan PM Meloni atas keanggotaan Indonesia di Organisasi Kerja Sama dan Pembangunan Ekonomi (OECD).

Kemarin, juga digelar pertemuan bilateral dengan Prancis. Pada kesempatan itu Jokowi bertemu dengan Presiden Prancis Emmanuel Marcon. Jokowi mengapresiasi investasi Prancis pada sektor strategis di Indonesia.   “(Terkait) investasi di sektor strategis saya menghargai Dubes Prancis untuk Indonesia telah bawa calon investor Prancis ke IKN dan menghasilkan 4 LoI (Letter of Intent) untuk dukung pembangunan IKN,” ucapnya.

Kerja sama ini diharapkan dapat diwujudkan dalam waktu dekat. Dalam hal transisi energi, Kepala Negara berharap agar Prancis dapat merealisasikan komitmen untuk proyek transisi energi, termasuk di dalamnya melalui skema Just Energy Transition Partnership (JETP).

Sama halnya ketika bertemu dengan PM Italia, Jokowi juga meminta dukungan terhadap keanggotaan Indonesia di OECD.  Jokowi pun mengungkapkan hal tersebut merupakan langkah Indonesia untuk menjadi negara maju. “Kami telah lakukan berbagai reformasi ekonomi sejalan dengan persyaratan keanggotaan OECD,” tuturnya.

Dalam kesempatan tersebut, Jokowi juga turut menyampaikan apresiasi kepada Prancis yang telah memperlihatkan fleksibilitas posisi atas tindak pelecehan simbol agama dan kitab suci dalam konsep deklarasi G20. “Ini isu yang sangat penting bagi Indonesia, tindak pelecehan tersebut sangat melukai hati umat muslim dan tidak dapat dibenarkan,” bebernya.

Agenda KTT G20 pada hari terakhir adala mengunjungi Mahatma Gandhi Samadhi yang berlokasi di Rajghat, New Delhi. Kunjungan pemimpin dunia ini untuk memberikan penghormatan kepada Mahatma Gandhi.  Tiba sekira pukul 09.00 waktu setempat (WS) atau 10.30 WIB, Presiden Jokowi yang mengenakan setelan jas berwarna biru disambut oleh Perdana Menteri (PM) Narendra Modi.

Di hari sebelumnya, Sabtu (9/9) Jokowi sempat bicara pada sesi yang mengangkat topik dengan tema “One Family”. Dalam kesempatan itu Jokowi menyebut Indonesia berharap agar dunia menjadi satu keluarga besar yang saling membangun dan memiliki tujuan bersama untuk menciptakan kehidupan yang damai.

“Keluarga yang Indonesia harapkan adalah keluarga yang saling membangun, saling peduli, dan memiliki satu tujuan bersama yaitu menciptakan kehidupan yang damai dan makmur,” tuturnya.

Untuk itu, mantan Gubernur DKI Jakarta itu menyampaikan bahwa terdapat sejumlah hal untuk mewujudkan tujuan tersebut. Di antaranya adalah dengan menciptakan stabilitas global salah satunya dengan menghentikan perang. “Berpegang teguh pada hukum internasional, dan bahu-membahu wujudkan inklusifitas,” ucapnya.

Lebih lanjut, Presiden menegaskan bahwa saat ini Indonesia terus mendorong ASEAN untuk menjadi jangkar stabilitas kawasan di Indo-Pasifik. Dia menilai hal tersebut dikarenakan saat ini dunia memerlukan safe house.  

Hal lainnya yang dinilai dapat membantu mewujudkan kehidupan yang damai dan makmur adalah dengan menjaga solidaritas antarnegara.  “Kita perlu akhiri dikotomi yang mengotak-ngotakan, utara dan selatan, maju dan berkembang, maupun timur dan barat,” tegasnya.

Untuk itu, Jokowi menyebut bahwa kerja sama dan ruang dialog harus terbuka bagi semua pihak. Hak semua negara tidak boleh dikesampingkan, termasuk juga hak negara-negara berkembang. “Indonesia akan terus menggaungkan suara dan kepentingan Global South. Serta mendorong representasi kawasan yang lebih luas,” ungkapnya.

Tidak hanya itu, Kepala Negara juga turut menyampaikan bahwa solidaritas global dalam isu kesehatan juga harus terus diperkuat. Salah satunya melalui mobilisasi pandemic fund. “Melalui mobilisasi pandemic fund, komitmen 2 miliar dolar AS perlu kita wujudkan,” sambungnya.

Selanjutnya, Jokowi menyampaikan bahwa kesetaraan juga bisa turut membantu menciptakan dunia yang damai dan makmur. Hal tersebut dapat diciptakan salah satunya melalui keadilan dalam reformasi dan transparansi global. “Termasuk soal sistem perpajakan internasional dengan pemenuhan akan hak pembangunan bagi semua. Termasuk negara berkembang,” tuturnya. (lyn/jpg)









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook