INOVASI PRODUK

Inovasi Bubuk Pengasapan Ikan

Ekonomi-Bisnis | Kamis, 28 Maret 2019 - 15:01 WIB

PEKANBARU (RIAUPOS.CO) -- Telah berhasil mengembangkan teknologi asap cair (liquid smoke), Universitas Riau (Unri) kini kembali berinovasi dengan pembuatan asap cair dalam bentuk tepung atau bubuk, menggunakan bahan baku kayu laban atau kayu rambutan. 

Hal ini disampaikan Dekan Fakultas Perikanan dan Kelautan Unri, Prof Dr Ir Bintal Amin MSc saat dijumpai Riau Pos, Rabu (27/3). ‘’Sudah berhasil dengan asap cair. Sekarang berinovasi dengan asap bubuk untuk pengasapan ikan,’’ ujar Bintal. 

Teknologi asap bubuk yang sedang dikembangkan ini, kata Bintal, telah dilakukan sejak awal 2019, menjadi salah satu solusi untuk pengasapan ikan agar lebih efektif, efisien dan higienis.
Baca Juga :Mandau Raih Gelar Juara Lomba Inovasi Pemerintahan

 ‘’Asap dibuat cair dulu barulah dengan tahapan-tahapannya diubah menjadi bubuk,’’ imbuhnya. 

Dewasa ini penggunaan asap cair maupun bubuk diharapkan bisa menghemat waktu proses pengasapan. Bintal menuturkan produk ikan asap menjadi lebih berkualitas karena keseragaman warna dan mutu keamanan pangan lebih terjamin. 

‘’Bahan baku digunakan yang terpilih, lihat komposisinya, kekuatan kayu. Jadi digunakan kayu laban, bagus dan tidak mudah patah,’’ jelasnya. 

Kayu laban salah satu jenis kayu yang melimpah di Indonesia. Kayu jenis ini memiliki keawetan dan kekuatan yang sangat baik serta tumbuh di berbagai wilayah Indonesia seperti Sumatera, Jawa, Kalimantan hingga Papua. 

‘’Kayu rambutan juga bagus, tapi orang pasti sayang untuk menebangnya. Kecuali sudah tua pohonnya,’’ terangnya. 

Menurut Bintal, penelitian seperti ini tidak hanya berguna untuk masyarakat, namun juga bagi penelitian multidisiplin seperti keinginan dari Kemristekdikti, supaya riset yang dilakukan saling berkesinambungan dan berguna bagi ilmu pengetahuan. 

‘’Misalnya, kayu laban dalam satu hektare ada beberapa banyak tumbuh dan ternyata bisa untuk membuat asap bubuk ini. Tentunya mahasiswa kehutanan akan meneliti dan membudidayakan ini. Multidisiplin begitu,’’ tutupnya.(*1/rnl)









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook