Marketplace Perluas Pasar UMKM

Ekonomi-Bisnis | Kamis, 28 Februari 2019 - 13:27 WIB

Marketplace Perluas Pasar UMKM
KERAJINAN LOKAL: Istri Wakil Presiden RI Jusuf Kalla yang juga merupakan Ketua Umum Dekranas Mufidah Jusuf Kalla melihat kerajinan asal Desa Long Sule, Kabupaten Malinau yang merupakan produk UMKM saat pameran di Balai Adat Tidung, Tarakan, beberapa waktu lalu. (JOHANNY/JPG)

JAKARTA (RIAUPOS.CO) - Bagi Kamar Dagang dan Industri Indonesia (Kadin), marketplace sangat ampuh untuk mendongkrak pertumbuhan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM). Dengan merambah online, para pelaku usaha punya peluang membuka pasar baru. Tentunya, dengan dukungan insentif dari pemerintah dan pinjaman modal.

”Yang di masa lalu mungkin tidak punya akses pasar yang terbuka, kini bisa menjangkau tidak hanya Indonesia, tapi juga seluruh dunia,” ujar Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri Indonesia Rosan P Roeslani, kemarin (27/2). Dia meramalkan, pada 2025 Indonesia punya pasar ekonomi digital yang nilainya mencapai Rp 2.000 triliun.

Baca Juga :Berikan Tambahan Modal bagi UMKM dan Peternak

Pada tahun yang sama, nilai pasar digital di kawasan Asia diproyeksikan mencapai 240 miliar dolar AS atau sekitar Rp3.480 triliun. ”Kalau kita lihat dari angka-angka itu, Indonesia akan menjadi leader di Asia Tenggara,” tambahnya. Tapi, untuk menuju ke sana, pemerintah masih punya banyak pekerjaan rumah yang harus diselesaikan.

Salah satunya adalah minimalnya insentif untuk UMKM lokal oleh pemerintah. Insentif itu bisa berupa pelatihan bertaraf internasional atau pengurangan pajak. Akibatnya, produk domestik kalah bersaing dengan produk-produk impor. Terutama yang berasal dari Cina dan Vietnam.

Selain dukungan pemerintah, kendala lain yang dihadapi UMKM adalah modal. Wakil Kepala CV Multi Pangan Mandiri (MPM) Hary Yauhannes mengatakan bahwa insentif modal untuk mengawali usaha penting untuk memicu minat berwirausaha. Tapi, modal yang dimaksud tidak melulu berwujud uang pinjaman, melainkan barang.

”Kalau pinjaman uang itu tidak terlalu efektif. Tetapi, kalau produk yang harus mereka jual, ya mau nggak mau harus diusahakan laku,” ucap Hary kemarin. Itulah yang dia coba terapkan mulai tahun ini. Pengusaha di bidang industri makanan itu memberikan minuman cokelat beserta alat produksinya kepada wirausahawan. Nanti dia juga membina para pengusaha UMKM yang menjadi mitra perusahaan­nya.(agf/res/ell/c10/hep/jpg)









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook