PERNYATAAN MENKO DARMIN

Cina Sengaja Lemahkan Yuan, Siasati Perang Dagang dengan AS

Ekonomi-Bisnis | Rabu, 25 Juli 2018 - 19:30 WIB

Cina Sengaja Lemahkan Yuan, Siasati Perang Dagang dengan AS
Menteri Koordinator Perekonomian Darmin Nasution. (JPG)

JAKARTA (RIAUPOS.CO) - Pelemahan masih dialami nilai tukar Rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS). Meski suku bunga sudah dinaikkan hingga 100 basis poin (bps), dampak dari kebijakan tersebut belum terasa.

Menurut Menteri Koordinator Perekonomian Darmin Nasution, pelemahan Rupiah juga diakibatkan karena Cina sengaja melemahkan mata uangnya. Hal itu dilakukan Cina saat mereka resmi menyatakan perang dagang dengan AS.

Baca Juga :Terus Matangkan Skuad, Tiga Pemain Belum Bergabung

"Kami melihat pelemahan mata uang di regional itu kan masih berjalan walaupun makin kecil-kecil perubahannya. Tapi kalau kami lihat pelemahan rupiah 6,5 bulan terakhir sebetulnya kita pelemahannya 6,9 persen. Tiongkok (Cina, red) itu ternyata tadinya tidak terlalu melemah, tapi dua bulan terakhir pelemahannya 5 persen, dua bulan terakhir masuk periode trade war," katanya di Kemenko Perekonomian, Jakarta, Rabu (25/7/2018).

"Jadi, kelihatannya Tiongkok (Cina, red) dalam menghadapi trade war itu mengambil langkah memang membiarkan mata uangnya melemah karena dia ingin supaya, saya kira supaya ekspornya lebih murah di mana-mana. Tapi kan negara lain ikut melemah kecuali Amerika Serikat," jelasnya.

Dia menerangkan, upaya pelemahan Yuan dilakukan dengan cara People’s Bank of China (bank sentral Cina) menyalurkan dana ke perbankan. Dengan demikian, dolar akan semakin menguat dan melemahkan Yuan.

Adapun dampak pelemahan Yuan pada akhirnya juga berimbas pada mata uang negara lain.

"Sebenarnya yang mereka lakukan adalah bank sentralnya menyalurkan dana ke dunia perbankan termasuk merubah semacam giro wajib dalam jumlah yang cukup besar. Itu semua menunjukkan bahwa mereka memang secara sadar menginginkan mata uangnya melemah," paparnya.

Namun, yang melemah bukan hanya Indonesia. Dia menyebut bahwa mata uang ringgit yang biasanya tidak terlalu berdampak dalam beberapa pekan terakhir juga ikut melemah. Hal itu karena Cina yang sengaja melemahkan mata uangnya.

"Ini semua kemudian perubahan-perubahan kurs mata uang berbagai negara itu bergerak. Bahkan saya lihat Malaysia yang tadinya tidak terlalu terpengaruh mata uangnya, beberapa minggu terakhir cukup terpengaruh," tandasnya. (hap)

Sumber: JPG

Editor: Boy Riza Utama









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook