PEKANBARU (RIAUPOS.CO) - BADAN Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS), Dinas Perkebunan Provinsi Riau bersama Mutu Institute - PT Forestcitra Sejahtera kembali menyelenggarakan Pelatihan ISPO bagi Pekebun Kelapa Sawit Provinsi Riau. Kegiatan ini merupakan bagian Program Pengembangan Sumber Daya Manusia Perkebunan Kelapa Sawit tahun 2023 yang sumber pendanaannya berasal dari BPDPKS.
Kepala Dinas Perkebunan (Disbun) Provinsi Riau Ir Zulfadli dalam pembukaannya menyampaikan bahwa kegiatan ini sangat penting dan perlu terus dilakukan untuk mendukung para pekebun swadaya kelapa sawit. Zulfadli juga meminta untuk kegiatan berikutnya, tidak hanya terbatas bagi pekebun dari Kabupaten Siak dan Kabupaten Kampar saja, tetapi juga melibatkan pekebun-pekebun dari kabupaten lain di Provinsi Riau.
Menurut Zulfadli, Provinsi Riau merupakan provinsi dengan perkebunan kelapa sawit terbesar di Indonesia, dan baru sekitar 30 persen perusahaan yang sudah mendapatkan sertifikasi ISPO. “Kami meminta kepada BPDPKS, untuk tahun-tahun berikutnya jangan hanya pekebun dari Kabupaten Siak dan Kabupaten Kampar saja yang dilibatkan, tetapi pekebun dari kabupaten lain juga perlu dilibatkan sebagai peserta pelatihan ISPO,” kata Zulfadli.
Direktur Utama Mutu Institute, Sumarna, SE Ak MM sebagai pimpinan lembaga pelatihan yang ditunjuk oleh BPDPKS untuk menyelenggarakan pelatihan ISPO di Riau menyampaikan, bahwa kewajiban sertifikasi ISPO untuk pekebun kelapa sawit telah diatur di dalam Perpres nomor 44 tahun 2020 dan Permentan no 38 tahun 2020, dan paling lambat tahun 2025 seluruh pekebun kelapa sawit harus sudah tersertifikasi ISPO.
“Kami Mutu Institute telah ditunjuk dan dipercaya oleh BPDPKS sebagai salah satu lembaga penyelenggara Pelatihan ISPO untuk Pekebun. Pelatihan ISPO untuk pekebun di Provinsi Riau ini diikuti oleh 115 orang pekebun yang terdiri dari 87 orang pekebun dari Kabupaten Siak dan 28 orang pekebun dari Kabupaten Kampar,” kata Sumarna.
Ketua panitia kegiatan Wahyu Riyadi, SSi MM menjelaskan bahwa selain pembekalan teori di kelas, para pekebun juga diajak untuk mengunjungi salah satu kelompok tani yang sudah berhasil mendapatkan sertifikat ISPO, yaitu Gapoktan Pandan Jaya yang berlokasi di Desa Empang Pandan, Kecamatan Koto Gasib, Kabupaten Siak, Provinsi Riau. “Hal ini dimaksudkan agar para peserta tidak hanya mendapatkan materi mengenai ISPO secara teori, namun juga dapat melihat bagaimana penerapannya di lapangan,” kata Wahyu.
Selama kegiatan praktek, Ketua Gapoktan Pandan Jaya, Agus Salim Siregar menceritakan pengalamannya dalam menerapkan tata kelola perkebunan yang lestari sampai mendapatkan sertifikat ISPO di tahun 2020.
“Di tahap pertama tahun 2020 Gapoktan Pandan Jaya mendapatkan bantuan dari BPDPKS untuk peremajaan kebun sawit dengan luas 122,8 hektare hingga memasuki usia produksi selama 30 bulan. Kemudian ditahap kedua kami mendapat bantuan 96 hektare dengan bentuk pola mandiri untuk mencapai kemitraan. Visi Misi kami yakni ‘Bersama Untuk Maju’ serta (3K) Kejujuran Keterbukaan dan Kebersamaan dengan tujuan pembangunan pertanian yang maju. Selanjutnya untuk pengurusan dokumen menuju ISPO kami lebih dahulu mendapatkan sertifikat serta beberapa kelengkapan persyaratan di ISPO seperti untuk mendapatkan legalitas lahan, legalitas Lembaga kemudian lingkungan hidup” kata Agus Salim.
Zaenudin, salah satu peserta pelatihan dari Koperasi Beringin Jaya, menyampaikan bahwa pelatihan yang diselengarakan Mutu Istitute memberikan banyak ilmu yang bermanfaat dan dikemas dengan suasana yang menyenangkan sehingga peserta tidak bosan untuk mendengarkan penjelasan narasumber sampai selesai.
Penerapan ISPO merupakan usaha pemerintah untuk mewujudkan tata kelola perkebunan kelapa sawit yang lestari dan ramah lingkungan. Hal ini dalam rangka untuk meningkatkan daya saing minyak sawit Indonesia di pasar dunia dan ikut berpartisipasi dalam rangka mengurangi emisi gas rumah kaca serta memberi perhatian terhadap masalah lingkungan.(c)