Indonesia dan Italia Bahas Ekspor Sawit

Ekonomi-Bisnis | Jumat, 24 Januari 2020 - 12:13 WIB

Indonesia dan Italia Bahas Ekspor Sawit
KERJA SAMA: Mentan Syahrul Yasin Limpo dan Menteri Teresa Bellanova saat menandatangani dokumen kerja sama di Roma, belum lama ini. (internet)

ROMA (RIAUPOS.CO) -- Indonesia dan Italia sepakat melakukan penguatan kerja sama dan promosi pertanian. Hal ini menjadi bagian MoU antara Kementerian Pertanian RI dengan Kementerian Pertanian, Pangan, dan Kehutanan Republik Italia.

Dalam keterangan resmi seperti dikutip InfoSAWIT, belum lama ini, pertemuan antara Mentan Syahrul Yasin Limpo (SYL) dan Menteri Teresa Bellanova membahas sejumlah isu bilateral, terutama terkait peningkatan nilai perdagangan dan investasi di bidang pertanian antara kedua negara.


Mentan SYL menjelaskan keunggulan komoditas pertanian Indonesia seperti sawit, karet, buah tropis, teh dan rempah-rempah. Dirinya juga mengundang investasi Italia di sektor pertanian dan peternakan di Indonesia. SYL bahkan memastikan, bahwa sektor pertanian Indonesia telah menerapkan Good Agricultural Practices (GAP) dan dikelola secara sustainable.

Secara khusus, kedua menteri membahas ekspor sawit Indonesia. Produk sawit diketahui digunakan dalam industri makanan dan sebagai bahan biodiesel di Italia. Menurut data ekspor sawit Indonesia ke Italia adalah sebesar 570,2 juta dolar AS atau 29,7% dari total ekspor Indonesia ke Italia yang sebesar 1,92 miliar dolar AS. Atau 79,7% dari total ekspor pertanian Indonesia ke Italia yang sebesar 715,6 juta dolar AS.

Sementara dituturkan Menteri Bellanova, dirinya dapat menerima penjelasan bahwa perkebunan kelapa sawit berperan dalam membuka lapangan kerja dan pengentasan kemiskinan di Indonesia.

Duta Besar RI untuk Italia, Esti Andayani, menilai penandatangan MoU tersebut akan semakin memperkuat hubungan kedua negara dan dapat mendorong pembangunan sektor pertanian di Indonesia.

Menurutnya, MoU ter­sebut akan mempermudah pelaksanaan pertu­karan informasi pertanian, pelatihan untuk pe­ningkatan kapasitas serta penyelenggaraan joint research oleh lembaga penelitian pertanian di kedua negara.(int)









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook