Selain Nestle, Grab menyampaikan minatnya untuk investasi remanufacture mobile phone atau daur ulang ponsel yang sudah usang. Namun, belum dipaparkan angka komitmen investasi dari Grab.
"Saya juga sudah berbicara dengan pihak Grab. Mereka ada niat melakukan investasi remanufacturing dari handphone (HP) yang sudah relatif tua atau sudah rusak, yang nantinya menjadi mobile phone baru," paparnya.
Investasi Grab dapat mendukung kebutuhan masyarakat dalam kesiapan memasuki perkembangan industri 4.0. Sebab, di era tersebut, salah satunya yang dibutuhkan adalah penggunaan teknologi komunikasi digital seperti ponsel.
"Industri ponsel di dalam negeri mengalami pertumbuhan jumlah produksi yang cukup pesat selama lima tahun terakhir. Hal ini tidak terlepas dari upaya pemerintah yang terus memacu pengembangan di sektor telekomunikasi dan informatika," tambahnya.
Presiden Grab Indonesia Ridzki Kramadibrata menjelaskan, remanufacturing ponsel yang dimaksud adalah menghasilkan ponsel-ponsel yang lebih terjangkau di masyarakat guna meningkatkan potensi ekonomi digital di Indonesia yang diproyeksikan mencapai USD 100 miliar.
Group CEO dan Co-founder Grab Anthony Tan mengungkapkan, Grab telah berkontribusi pada pengembangan dua pedoman industri yang tengah berkembang, yaitu platform ekonomi dan teknologi kecerdasan buatan (AI).
"Kami secara proaktif berkomitmen pada serangkaian prinsip utama pada proses kerja platform yang baik serta pengaplikasian teknologi AI, dan berharap hal ini dapat memberikan manfaat bagi pemerintah dan perusahaan lainnya," ujarnya.
Menurut data Kemenperin, industri handphone, komputer, dan tablet (HKT) merupakan salah satu sektor strategis yang dalam perkembangannya menunjukkan tren meningkat dan berkontribusi positif bagi perekonomian nasional.
Sumber: Jawapos.com
Editor: Rinaldi