PEKANBARU (RIAUPOS.CO) - Setelah mengikuti kegiatan sosialisasi BPJS Ketenagakerjaan pada 8 November lalu, UMKM Disabilitas Mandiri mendatangi UPT IKM Sentra IKM Pangan Disperindag Kota Pekanbaru, Selasa (14/11/2023).
Kunjungan UMKM Disabilitas Mandiri ke UPT Rumah Kemasan diterima bagian layanan UPT Rumah Kemasan Nurgianto. Dalam kunjungan ini, UMKM Disabilitas Mandiri didampingi juru bahasa isyarat (JBI) Lianny Rumondor.
Di UPT Rumah Kemasan, UMKM Disabilitas Mandiri mendapatkan pengetahuan tentang jenis-jenis kemasan dan layanan apa saja yang bisa didapat dari UPT Rumah Kemasan.
Mereka juga berkesempatan untuk konsultasi mengenai desain logo, stiker atau kemasan yang cocok untuk produk mereka dan apa saja yang bisa dan harus dicantumkan dalam sebuah kemasan, seperti bahan baku, PIRT, NIB, halal dan lain sebagainya.
"Kabar baiknya hampir semua anggota UMKM Disabilitas Mandiri sudah punya PIRT dan sertifikat halal untuk yang usaha kuliner dan semua anggota sudah punya NIB," ujar Liany.
Dari UPT Rumah Kemasan, mereka juga mendapatkan bantuan pembuatan stiker dan kemasan sesuai desain yang disepakati dalam jumlah tertentu secara gratis Annela Rahma seorang penyandang disabilitas sensorik rungu pemilik usaha jahit "Angela Decor" adalah salah satu pelaku UMKM yang ikut serta di kegiatan ini.
Produk yang dihasilkan Annela adalah sprei, tas kain, pouch, dompet, dan lain-lain.
Menurut Annela, waktu yang diperlukan untuk menjahit satu produk tergantung apa yang mau dibuat kalau menjahit satu sprei butuh waktu tidak sampai satu hari.
"Saat pesanan banyak, saya mengerjakan pesanan dibantu adik saya," ujar Annela.
Dalam mengembangkan usaha, Annela banyak mengalami kendala yakni dalam hal permodalan, meskipun peralatan menjahit seperti mesin jahit, mesin neci sudah ada tapi selama ini Annela kesulitan untuk stok barang dalam jumlah banyak, sehingga saat ada pameran atau bazar terkadang tidak bisa ikut karena tidak punya stok produk.
Kendala kedua yang dihadapinya adalah pemasaran, karena akses untuk penyandang disabilitas sangat terbatas, kebanyakan dari mereka terkendala dalam memasarkan produk mereka termasuk juga Annela.
"Hal ini membuat modal kami kandas karena perputaran usaha berjalan tersendat-sendat," sebut Annela.
Annela berharap UMKM Disabilitas Mandiri, mereka yang tergabung dalam UMKM tidak minta dikasihani tapi pemerintah atau CSR dapat membantu untuk modal awal dengan pendampingan aktif mulai dari proses produksi sampai pemasaran.
"Kami juga berharap diberikan pelatihan yang berkesinambungan bukan sekadar sebuah program tapi yang bisa menjadikan kami lebih mandiri dari sisi finansial," harap Annela.
Laporan: Henny Elyati (Pekanbaru)
Editor: E Sulaiman