JAKARTA (RIAUPOS.CO) - Sebuah inovasi teknologi dilakukan Toyota terkait pengurangan polusi udara yang dihasilkan mobil. Mengambil momentum ajang GIIAS 2023 di booth Toyota terpanjang 1 unit Fortuner Flexy Fuel dan Corolla Cross HEV Flex Fuel.
Menurut Vice President PT. Toyota-Astra Motor (TAM), Henry Tanoto, menjelaskan, pihaknya berusaha untuk memperlihatkan perkembangan teknologi mobilitas karbon netral Toyota yang semakin maju dan berkelanjutan.
Mulai dari ICE (Internal Combustion Engine) ramah lingkungan, Electrified Vehicle, hingga Flex-Fuel Vehicle yang komprehensif dan sesuai dengan kebutuhan konsumen.
Strategi ini bertujuan untuk memperkuat posisi pasar mobilitas elektrifikasi di Indonesia yang terus berkembang, dari 1,9% pada tahun sebelumnya menjadi 4,6% pada paruh pertama tahun 2023. Toyota memegang pangsa pasar sebesar 49%.
“Toyota juga melihat peluang dalam bahan bakar alternatif yang sedang dikembangkan oleh Pemerintah Indonesia, dengan tujuan mengurangi emisi karbon melalui teknologi yang mendukung penggunaan bahan bakar ramah lingkungan secara bertahap," terang Henry Tanoto.
Tidak hanya fokus pada pengembangan teknologi kendaraan elektrifikasi, Toyota juga giat dalam mengembangkan Teknologi Flex-Fuel dengan memanfaatkan bahan bakar alternatif yang lebih ramah lingkungan.
Toyota telah memperkenalkan Corolla Cross Hybrid EV untuk pasar Brasil dan melakukan konversi pada Fortuner lokal yang sekarang kompatibel dengan bahan bakar Bioetanol (E100) dalam jumlah 100%. Mereka juga memamerkan konsep mobil Corolla Cross yang menggunakan bahan bakar hidrogen murni (H2) untuk melengkapi solusi mobilitas karbon netral.
Selain itu Toyota juga telah mendukung penggunaan BBM Biodiesel (B35) yang dikeluarkan oleh Pemerintah Indonesia. Semua model mesin pembakaran internal (ICE) terbaru mereka telah dirancang untuk dapat menggunakan bahan bakar Bioetanol (E10) tanpa perubahan apa pun.
Niat Toyota terus berupaya untuk memberikan sumbangan dalam mengurangi penggunaan bahan bakar fosil dan mengurangi emisi karbon melalui mobilitas sehari-hari. Sebagai informasi bahan bakar Flex Fuel yang jika disederhanakan adalah bahan bakar fermentasi tumbuhan yang berasal dari kandungan gula tanaman menjadi ethanol.
Etanol sendiri adalah salah satu hidrokarbon rantai pendek yang umum dijadikan sebagai bahan bakar. Akan tetapi, penggunaan etanol sebagai bahan bakar murni sampai saat ini masih terbatas.
Dengan dihadirkan nya mobil berbahan bakar nabati ini untuk memberi gambaran mengenai masa depan bioetanol. Ini artinya selain mobil listrik banyak sekali cara untuk mengurangi emisi.
Sumber: Jawapos.com
Editor: Edwar Yaman