PERDANA DIGELAR KAGAMAHUT DAN KAGAMA CARE

Aksi Canthelan Sembako Buat Simpati Warga

Ekonomi-Bisnis | Selasa, 19 Mei 2020 - 11:20 WIB

Aksi Canthelan Sembako Buat Simpati Warga
Kagama Care dan Kagamahut Riau mnggelar kegiatan bakti sosial (Baksos) Canthelan di depan Balai Diklat Kehutanan, Jalan HR Soebrantas, Tampan, Senin (18/5/2020).(SOFIAH/RIAUPOS.CO)

PEKANBARU (RIAUPOS.CO) -- BERAGAM cara dilakukan orang untuk saling berbagi di masa pandemi Covid-19. Ada yang membagikan sembako dari rumah ke rumah, ada juga yang membagikan di jalan. Ada yang unik dilakukan oleh Keluarga Alumni Gadjah Mada (Kagama) Care dan Kagamahut Riau, yaitu Bakti Canthelan (menggantung).

Panitia Bakti Canthelan Berbagi ke Sesama, Febri Anggriawan Widodo kepada Riau Pos, Senin (18/5) mengatakan, secara bersama-sama menyadari pandemi global yang berimbas pada ekonomi. Berawal dari situ, muncul inisiatif untuk berbagi kepada masyarakat melalui Bakti Canthelan.


"Bakti Canthelan ini perdana di Riau, khususnya Pekanbaru dan sebagai pionir. Sementara untuk daerah Jawa sudah menerapkan. Semoga dengan adanya Bakti Canthelan yang kami lakukan dapat dicontoh atau direplikasi oleh masyarakat lain," tuturnya.

Menurutnya, dengan mencantelkan sembako di depan rumah dan menulis "dapat diambil secara gratis bagi yang membutuhkan", dapat mengurangi penyebaran Covid-19. Sebab, tidak adan masyarakat yang berkumpul dalam aksi ini.

Lebih jauh, Bakti Canthelan dilakukan di dua tempat di Pekanbaru.

"Dilakukan di depan Balai Diklat Kehutanan dan di depan Alam Mayang. Ada 30 sembako yang kami bagikan di setiap titik," terangnya.

Disinggung sampai kapan berlanjut? Febri menjawab, hingga selesai Lebaran. Kemudian, titik Bakti Canthelan masih di dua lokasi.

"Tak hanya itu, Bakti Canthelan pun bisa orang lain menambahkan. Misalnya masyarakat yang dari pasar boleh tambah cabai atau sayuran dan lainnya," ungkapnya.

Wandi, masyarakat yang mengambil sembako canthelan, mengatakan, aksi tersebut sangat membantu. "Alhamdulillah membantu sekali. Sebagai tukang ojek pangkalan, penghasilan saya cukup menurun. Dulu bisa Rp100 ribu per hari. Sekarang cari Rp30 ribu pun susah," terangnya.(ksm)

Laporan: Sofiah (Pekanbaru)









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook