JAKARTA (RIAUPOS.CO) - Untuk menunjang konektivitas antar pelabuhan, PT Pertamina dan PT Pelabuhan Indonesia I, II, III, dan IV bersinergi dalam distribusi energi. Kerja sama tersebut diharapkan dapat menurunkan biaya logistik dan layanan menjadi tepat waktu serta efisien.
’’Pertamina memiliki 167 pelabuhan yang nanti dapat dikelola Pelindo agar bisa konsentrasi di hulu, pengembangan hulu, pengembangan refinery, pengembangan produk hilir, dan ritel hilirnya,’’ kata Menteri BUMN Rini Soemarno kemarin (18/2).
Pertamina juga bisa maksimal menyuplai keperluan BBM ke Pelindo I, II, III, dan IV yang bisa mencapai Rp2,4 triliun per tahun. Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati menyatakan, kerja sama itu penting karena pelabuhan merupakan pintu gerbang bisnis yang akan menggerakkan perekonomian nasional.
Dalam kerja sama tersebut, Pertamina harus memastikan ketersediaan dan ketahanan energi di setiap pelabuhan di seluruh Indonesia. Khusus yang bersifat quick win, kerja sama bisnis akan dilakukan dalam tiga lini yakni, penggunaan BBM di seluruh pelabuhan, penggunaan pelumas Pertamina, serta pengembangan Retail LNG di Pelabuhan Benoa, Bali.
Penggunaan BBM di kawasan pelabuhan yang dikelola Pelindo per tahun kurang lebih 360 ribu kiloliter, sedangkan penggunaan pelumas sekitar 460 kiloliter per tahun. ’’Pertamina juga akan menindaklanjuti peningkatan kerja sama penggunaan dermaga, pelayanan pandu, dan tunda,’’ katanya.
Kerja sama mereka meliputi 18 bidang. Di antaranya, pengoperasian Terminal Dumai, pengembang Water Front City Pekanbaru, optimalisasi Pelabuhan Tanjung Intan, dan pengembangan dermaga Gospier. Pertamina dan Pelindo juga sepakat membangun terminal LNG Teluk Lamong, Filing Station di Banjarmasin, dan pengembangan Terminal Aspal Curah Cair di Benoa, Bali.
Di wilayah Indonesia Timur, kerja sama Pertamina-Pelindo diwujudkan untuk penyediaan listrik dan gas di Makassar New Port serta instalasi LNG di kawasan industri Palu, Makassar, Bitung, dan Morotai.(vir/c22/oki/jpg)