IMPOR MIGAS SUMBANG DEFISIT TERBANYAK

Menkeu Sebut Defisit Neraca Perdagangan Perlu Diwaspadai

Ekonomi-Bisnis | Rabu, 15 Mei 2019 - 23:54 WIB

Menkeu Sebut Defisit Neraca Perdagangan Perlu Diwaspadai
Menteri Keuangan, Sri Mulyani.

JAKARTA (RIAUPOS.CO) - Neraca perdagangan Indonesia mengalami pelebaran defisit sampai ke angka  2,5 miliar dolar AS pada April 2019. Jika diakumulasi sejak awal tahun, neraca perdagangan  nasional semakin melebar sebesar 2,65 miliar dolar AS.

Menanggapi hal itu, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyampaikan bahwa defisit neraca perdagangan tersebut harus diwaspadai. Sebab, laju ekspor Indonesia terus  mengalami penurunan bersamaan dengan meningkatnya impor pada April 2019 ini.

Baca Juga :Sampaikan Pesan Pemilu Damai ke Nelayan yang Sedang Melaut

’’Walaupun impornya kontraksi, tapi ekspor kontraksinya juga lebih dalam lagi. Jadi ini  faktor dari ekspor yang sebetulnya mengalami pelemahan. Kita juga harus waspada,’’  ujarnya Rabu (15/5/2019).

Berdasarkan data BPS, peningkatan neraca impor nasional 12,25 persen atau 15,10  miliar dolar AS banyak dipengaruhi oleh laju impor komponen migas yang naik sebesar 46,99 persen  atau 714,6 juta dolar AS. Artinya, laju impor komponen migas seperti minyak mentah, hasil  minyak dan gas memiliki andil menekan peningkatan angka impor nasional.

Namun menurut Sri, peningkatan impor sektor migas terus naik lantaran volume permintaan dari masyarakat meningkat setiap harinya. Pemerintah dinilai tidak bisa menekan permintaan masyarakat dalam sektor migas yang begitu besar.

’’Kita enggak bisa minta volume turun dengan pertumbuhan (ekonomi) di atas 5 persen.  nggak mungkin permintaan terhadap energi itu turun. Jadi pasti akan meningkat,’’  tuturnya.

Di sisi lain, menurut Sri, pemerintah masih mempunyai pekerjaan rumah mengenai pembangunan sektor produksi migas nasional. Dia menyampaikan, produksi migas nasional masih stagnan.









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook