JAKARTA (RIAUPOS.CO) - Harga minyak mentah dunia turun lebih dari 1 persen pada hari Selasa karena para pedagang khawatir tentang meningkatnya pasokan. Sementara dari sisi harga memperpanjang kerugian setelah data dari American Petroleum Institute menunjukkan peningkatan besar dalam stok minyak mentah AS.
Salah satu sumber mengatakan kelompok industri melaporkan peningkatan minyak mentah sebesar 10,5 juta barel dalam pekan yang berakhir 10 Februari. Adapun hari Senin, Departemen Energi AS (DOE) menyebut akan menjual 26 juta barel minyak dari Cadangan Minyak Strategis (SPR) yang sudah berada di level terendah sejak 1983.
Mengutip Reuters, minyak mentah berjangka Brent untuk pengiriman April turun USD 1,03 atau 1,2 persen menjadi USD 85,58 per barel pada pukul 1805 GMT. Sementara, minyak mentah berjangka West Texas Intermediate AS untuk bulan Maret turun USD 1,08 atau 1,4 persen menjadi USD 79,06 per barel.
Kontrak berjangka WTI turun 22 sen lagi menjadi USD 78,84 per barel dalam perdagangan pasca-penyelesaian. Sedangkan Brent berjangka turun 32 sen menjadi USD 85,26 per barel.
Kedua harga acuan telah jatuh lebih dari USD 2 selama sesi, tetapi memangkas kerugian setelah data menunjukkan laju akselerasi paling lambat dalam indeks harga konsumen AS sejak akhir 2021. Analis mengatakan data tersebut kemungkinan akan membuat Federal Reserve pada jalur kenaikan suku bunga moderat.
“Suku bunga sekarang berada pada titik di mana setiap 25 basis poin penting dan bisa menjadi perbedaan antara soft landing dan resesi,” kata analis OANDA Craig Erlam dalam sebuah catatan.
Harga minyak juga mengurangi kerugian setelah Organisasi Negara Pengekspor Minyak (OPEC) menaikkan perkiraan permintaan minyak 2023 sebesar 100.000 barel per hari dalam laporan bulanan, mengutip pembukaan kembali ekonomi Tiongkok setelah pembatasan Covid-19.
“Laporan pasar minyak bulanan OPEC menghasilkan optimisme yang hati-hati,” kata analis Kpler, Matt Smith.
Dia menambahkan bahwa harga minyak tetap lebih rendah karena pasar memasuki sentimen risk-off. Kemudian meredakan kekhawatiran pasokan, Badan Informasi Energi (EIA) bahwa pihaknya memperkirakan rekor produksi Maret dari tujuh cekungan serpih AS terbesar.
Sumber: Jawapos.com
Editor: Eka G Putra