Selain aplikasi Gojek dan Grab yang sudah dikenal masyarakat, ternyata ada aplikasi transportasi karya anak nagari yang juga pantas dilirik. Namanya Antar Jemput Online (AJO). Seperti apa?
(RIAUPOS.CO) -- Berawal dari rasa ingin membuktikan bahwa karya anak nagari bisa sukses, Roni Efendi, 33, membuat aplikasi ojek online. Dia mengaku hanya tamatan Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan belajar menguasai ilmu teknologi (IT) secara otodidak.
Dia tidak menyangka mimpinya untuk menciptakan dan membuat aplikasi ojek online asli putra daerah Sumbar bisa terwujud. Mimpi yang telah dimulainya sejak awal tahun 2018 tersebut, dalam waktu dekat akan di-launching dengan kegiatan konvoi mengelilingi Kota Padang.
“Nama lengkapnya Antar Jemput Online (AJO), sebuah aplikasi pada perangkat lunak mobile yang memudahkan masyarakat dalam memenuhi kebutuhan layanan jasa secara online. Jadi ini sejenis aplikasi ojek online yang sudah kita kenal,” katanya kepada JPG, Senin (10/5).
Ia menceritakan, awal dirinya membuat aplikasi AJO adalah karena ingin ikut berkontribusi sebagai generasi muda Sumbar untuk menciptakan sesuatu yang bisa dibanggakan tidak hanya untuk keluarga, tapi juga untuk Sumbar itu sendiri.
“Kebetulan saya juga mendirikan sebuah lembaga yang bernama Daron Labs, sebuah lembaga pelatihan dan pengembangan IT dan multimedia. Jadi melalui Daron Labs saya memulai membuat aplikasi AJO pada awal tahun 2018,” tuturnya.
Ia mengungkapkan, dalam aplikasi AJO ini dibuat hanya seorang diri. Ia memahami sedikit banyak tentang dunia IT dan multimedia sehingga sangat membantunya dalam pembuatan aplikasi AJO tersebut.
“Saya hanya tamatan SMP. Saya tidak melanjutkan sekolah karena saat itu tidak lulus masuk ke SMK yang menjadi impian saya sejak kecil,” tuturnya.
Roni mengaku belajar dunia IT dan multimedia secara otodidak dan berkumpul dengan teman-teman yang lebih mengerti dengan kedua bidang tersebut sehingga dirinya bisa menyerap ilmu untuk membuat aplikasi tersebut.
Selama pengerjaan aplikasi AJO, Roni banyak mengalami kesulitan bahkan cemoohan dari beberapa orang. Kebanyakan mereka mencemooh dengan mengatakan tidak mungkin tamatan SMP bisa membuat aplikasi ojek online.
“Ya, ada yang cemooh, seperti mengatakan tidak mungkin karya anak nagari bisa mengalahkan perusahaan angkutan online yang besar-besar. Di samping itu ada juga yang mengatakan tamatan SMP tidak akan sukses bersaing,” ungkapnya.
Namun Roni tidak mendengarkan cemooh orang-orang tersebut dengan terus bekerja menciptakan aplikasi AJO dan terbukti pada tahun 2018 juga aplikasi AJO rilis dan bisa diunduh di Playstore.
“Sekarang aplikasi AJO sudah bisa diunduh di Playstore, sementara untuk Appstore sendiri masih dalam pengembangan. In sya Allah secepatnya. Cara unduhnya hanya ketik saja AJO maka akan keluar di pencarian Playstore,” jelasnya.
Lebih jauh Roni mengatakan untuk saat ini terdapat 200 driver AJO di Kota Padang. Untuk daerah lainnya seperti Solok dan Tanahdatar baru puluhan driver yang bergabung. Untuk pemesanan AJO sendiri sudah bisa dilakukan sekarang, namun karena keterbatasan driver dan jarak antar driver yang cukup jauh, jadi masih belum efektif.
“Kalau mau menggunakan AJO sudah bisa. Tapi belum maksimal. In sya Allah kami akan launching secara besar-besaran dengan konvoi keliling Kota Padang,” ungkapnya.
Sementara untuk layanan yang ada di aplikasi AJO, terdiri dari item Jo Ojek yang merupakan layanan antar jemput ojek online, kemudian Jo Oto yang merupakan layanan antar jemput menggunakan mobil serta Jo Truk, Jo Makanan, dan Jo Laundry.
Selain itu juga ada Jo Kirim, Jo Rental, Jo Sembako, Jo Pijat, dan Jo Lapak. Tapi untuk saat ini sebagian item masih dalam pengembangan. In sya Allah sebentar lagi akan bisa digunakan oleh masyarakat,” tuturnya.
Selain itu nantinya juga ada aplikasi yang tidak dimiliki kompetitor lain seperti Jo Bimbel dan juga item untuk guru ngaji datang ke rumah. Roni menyebutkan, perbedaan yang terdapat pada aplikasi AJO dengan aplikasi ojek online lainnya yaitu dimulai dari jaket dan helm yang berwarna kuning. Alasan dipilihnya warna kuning yaitu untuk lebih menarik perhatian masyarakat.(das)
Laporan Adetio Purtama, Kuranji