Modernisasi Pelabuhan Tumbuhkan Perdagangan

Ekonomi-Bisnis | Senin, 13 Mei 2019 - 11:12 WIB

JAKARTA (RIAUPOS.CO) -- Volume perdagangan lewat jalur laut terus meningkat. Berdasar data Kementerian Perdagangan (Kemendag), total volume perdagangan, termasuk ekspor dan impor, pada periode 2014-2018 cenderung naik dengan tren sekitar 1,89 persen. Karena itu, pelabuhan-pelabuhan di Indonesia harus berbenah agar mampu mengakomodasi transshipment alias alih muat kargo internasional.

Pengamat ekonomi sekaligus guru besar Fakultas FEB Universitas Indonesia Rhenald Kasali menyatakan, modernisasi pelabuhan menjadi langkah awal menuju perkembangan yang positif. Namun, pelabuhan juga perlu menjalin kerja sama internasional dengan operator-operator asing.

Baca Juga :Pertamina Hulu Rokan Temukan Cadangan Migas Baru di Lapangan Blok Rokan

Sejak Februari lalu, Pelabuhan Tanjung Priok, tepatnya Jakarta International Container Terminal (JICT), menjadi pelabuhan pertama RI yang bisa melayani transshipment internasional. ’’Volume perdagangan Indonesia juga sudah meningkat sehingga inisiatif JICT perlu diikuti pelabuhan-pelabuhan lainnya,’’ ujar Rhenald saat ditemui Sabtu (11/5).

Dia menyebutkan, sedikitnya ada dua pelabuhan lain yang berpotensi melayani transshipment internasional seperti Pelabuhan Tanjung Priok yakni, Pelabuhan Kuala Tanjung di Batubara dan Pelabuhan Belawan.

Dua-duanya terletak di Sumatera Utara dan sudah berubah menjadi pelabuhan modern. ’’Pelabuhan lain yang sudah dibangun secara modern adalah Teluk Lamong. Pelabuhan itu juga berpotensi menjadi pelabuhan yang melayani transshipment internasional,’’ tutur Rhenald.

Di luar Pulau Jawa, PT Pelabuhan Indonesia (Pelindo) IV di Makassar dan Pelabuhan Bitung juga sudah mengelola pelabuhan secara modern. Dalam beberapa tahun mendatang, Pelabuhan Sorong juga menjadi salah satu yang modern dan bisa melayani transshipment internasional. Lokasi Sorong yang dekat dengan Australia dan Papua Nugini strategis untuk perdagangan.

Meski begitu, Rhenald tidak bisa menampik fakta yang menunjukkan bahwa pelabuhan modern pun tidak luput dari kejahatan. Khususnya penyelundupan. ’’Saya tidak yakin 100 persen modernitas efektif mengatasi penyelundupan. Namun, transshipment internasional punya banyak dampak positif. Salah satunya adalah menambah devisa,’’ ujarnya.(agf/c14/hep/das)

Editor: Eko Faizin









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook