1,5 Juta Ton Batu Bara Dipasok ke Jepang

Ekonomi-Bisnis | Jumat, 13 April 2018 - 11:10 WIB

(RIAUPOS.CO) - PT Bukit Asam Tbk berupaya menutup potensi penurunan pendapatan karena aturan harga DMO (domestic market obligation) batu bara. Salah satu caranya adalah menambah ekspor batu bara kalori tinggi.

Penjualan batu bara Bukit Asam pada triwulan pertama 2018 naik signifikan 116 persen year on year (yoy) menjadi 6,3 juta ton. Kenaikan penjualan terdorong peningkatan angkutan perusahaan serta naiknya harga batu bara dunia.

Baca Juga :Peserta Luar Daerah Ramaikan Lomba Pacu Sampan Layar

Direktur Utama PT Bukit Asam Tbk Arviyan Arifin mengatakan, produksi batu bara perseroan pada triwulan pertama meningkat 17 persen menjadi 5,3 juta ton bila dibandingkan dengan tahun lalu. ”Sejalan juga dengan peningkatan angkutan perusahaan 60 persen menjadi 5,4 juta ton,” katanya di Hotel Borobudur, Rabu (11/4).

Arviyan menyatakan, untuk periode yang sama, pihaknya berhasil memenuhi kuota batu bara DMO sebesar 25 persen ke PT Perusahaan Listrik Negara (Persero). Selama ini perusahaan dengan kode dagang PTBA itu memasok batu bara ke PLN kalori 4.800 kcal per kilogram dan 5.000 kcal per kilogram.

”Secara tahunan memang ada penurunan pendapatan sekitar 25 persen dari DMO. Tetapi, Insya Allah adanya high calorie bisa mengompensasi efek dari DMO ini,” jelas Arviyan.

Pada 2018, PTBA berniat menggenjot kinerja ekspor, terutama batu bara kalori tinggi. Yaitu, nilai kalori 6.400 kcal per kilogram hingga 7.200 kcal per kilogram. Sebab, permintaan di beberapa negara seperti Jepang, Korea Selatan, maupun Taiwan terus meningkat untuk kebutuhan pembangkit batu bara dan industri baja.

”Permintaan cukup tinggi. Sudah sampai ke Jepang untuk menjajaki pasar di sana. Bukit Asam sudah berhenti memproduksi kalori tinggi selama dua tahun, tahun ini dimulai lagi,” kata Sekretaris Perusahaan PT Bukit Asam Tbk Suherman.

Tahun ini PTBA berencana memproduksi batu bara kalori tinggi 1,7 juta hingga 2 juta ton. Sebesar 1,5 juta ton rencananya dipasok ke Jepang. Cadangan untuk high calorie PTBA sejumlah 60 juta ton.

Harga batu bara dengan kalori tinggi tersebut untuk pasar ekspor bisa tembus di angka 120 dolar Amerika Serikat (AS) per ton. Dengan begitu, ekspor diharapkan bisa menutup penjualan batu bara DMO perseroan yang dipatok di bawah 70 dolar AS per ton.

Saat ini HBA (harga batu bara acuan) April mencapai 94,75 dolar AS per ton. Turun 6,9 persen daripada HBA Maret yang mencapai 101,89 dolar AS per ton. Pada 2018, Bukit Asam menargetkan penjualan 25,88 juta ton. Naik kalau dibandingkan dengan 2017 dengan capaian penjualan 23,63 juta ton.

Komposisi penjualan domestik masih mendominasi 53 persen atau 13,74 persen. Sementara itu, penjualan ekspor berkontribusi 47 persen atau 12,15 juta ton.(vir/c25/fal/lim)

Laporan JPG, Jakarta









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook