ENTIKONG (RIAUPOS.CO) - Setelah membagikan 2.000 kacamata untuk anak-anak di Sabang, Aceh, pada bulan Desember tahun lalu, PT Astra International Tbk kembali berencana membagikan 1.500 kacamata untuk anak-anak di Entikong, Kalimantan Barat pada 11 Januari 2016.
Pembagian kacamata ini merupakan kontribusi nyata Astra untuk anak bangsa di daerah prasejahtera agar dapat melihat lebih jelas, sehingga mereka dapat mewujudkan mimpinya. Kacamata ini diperoleh dari konversi foto aksi makan sehat yang diunggah di media social dan disertai tanda pagar (tagar) #generAKSISEHATIndonesia. Sebuah tagar #generAKSISEHATIndonesia akan dikonversi menjadi sebuah kacamata.
Pada tahun 2015, terkumpul 4.005 tagar #generAKSISEHATIndonesia di media sosial yang sudah dikonversikan menjadi 4.005 kacamata dan diserahkan bagi anak-anak yang membutuhkan di wilayah Jakarta Utara, Atambua (Nusa Tenggara Timur), dan Nunukan (Kalimantan Utara) di mana Menteri Kesehatan RI Nila Moeloek turut hadir dan mendukung kegiatan tersebut.
Dengan demikian, program #generAKSISEHATIndonesia penyerahan kacamata mencapai 9.005 yang dimulai tahun lalu sejumlah 4.005 dan selebihnya tahun ini. Secara keseluruhan, Astra telah berkontribusi di bidang kesehatan dengan menyediakan pengobatan gratis melalui Mobil Kesehatan Astra (Mokesa) bagi 99.248 pasien, membina 1.021 posyandu, dan menyumbang 132.879 kantong darah.
Kontribusi Astra merupakan wujud nyata dari falsafah perusahaan yang tertuang dalam butir pertama Catur Dharma, yakni Menjadi Milik yang Bermanfaat bagi Bangsa dan Negara.
Calon Dokter dari Entikong
April, siswi kelas 4 SDN 08 Nekan, Kecamatan Entikong, Kabupaten Sanggau, Kalimantan Barat ini tidak tahu bahwa dirinya perlu kacamata. Selama proses belajar di kelas, April membaca tulisan di papan tulis dengan cara maju ke depan untuk membaca tulisannya secara jelas. Atau jika temannya membolehkan, ia bertukaran tempat duduk dengan teman yang duduk di bangku paling depan agar dapat membaca apa yang ditulis gurunya di papan tulis. Hal ini tidak menjadi hambatan untuknya meraih prestasi, sehingga April ranking pertama di kelasnya. Namun ketika diperiksa oleh tim refraksi, April dinyatakan minus dua.
“Setelah memakai kacamata nanti semoga dapat ranking satu lagi,” ujar April yang bercita-cita mengambil kuliah kedokteran di Pontianak. April tampak bersemangat karena dapat melihat lebih jelas.(ksm)