NEW YORK CITY (RIAUPOS.CO) - Bagi orang kaya dunia, berinvestasi di saham sudah tidak lagi menjadi trending di masa kini. Begitu setidaknya yang ada di pikiran orang-orang terkaya dunia saat ini. Kaum jetset sekarang memilih karya seni sebagai wadah berinvestasi.
Di awal November 2015 ini, museum milik orang kaya Tiongkok, Liu Yiqian, membeli lukisan ikonik karya Amedeo Modigliani senilai 170,4 juta dolar AS (Rp2,2 triliun). Lukisan ini dibeli melalui lelang yang dilaksanakan oleh rumah lelang Christie’s.
Hal tersebut merupakan satu dari banyak karya seni yang mulai dikoleksi sejumlah orang paling kaya di dunia. September 2015 lalu, pesaing utama Christie’s yakni Sotheby’s memberitahukan rencana lelang benda seni seharga 500 juta dolar AS (Rp6,5 triliun) dari pemilik sebelumnya, Alfred Taubman, yang meninggal dunia awal tahun 2015 ini.
Di New York sendiri akan ada lelang karya seni senilai 26 triliun dolar AS selama November 2015 ini. Meski belum jelas tujuan utama orang-orang kaya ini membeli benda-benda seni, tapi yang pasti nilainya selalu naik dan tahan krisis ekonomi.
"Tidak peduli apa yang terjadi dengan ekonomi dunia, Anda akan selalu melihat ada penjualan benda seni," ujar Lamar Villere, Manajer Portofolio dari Villere & Co, perusahaan investasi di New Orleans Amerika Serikat yang memiliki saham Sotheby’s sebagaimana dikutip dari CNN, Kamis (12/11/2015).
Penjualan benda seni memang sempat melemah saat krisis finansial global pada 2008 lalu, namun dalam beberapa tahun belakangan ini mulai ramai kembali.
Banyak pengamat seni yang menyatakan para orang tua ini memborong karya seni supaya uangnya aman dan tidak terkikis oleh krisis ekonomi di masa mendatang.
"Para orang kaya ini bukan kolektor sejati. Bahkan saya tak mau menyebut mereka kolektor, mereka ini investor," jelas Joel Mesler, pemilik galeri seni Mesler Feuer di New York, AS.
Tetapi ada juga yang menjelaskan orang-orang kaya ini memang menyukai benda seni. Sebab, kalau mereka ingin berinvestasi pasti akan memilih beli rumah atau tanah.
Laporan : dtfinance
Editor : Aznil Fajri