JAKARTA (RIAUPOS.CO) - Rizal Ramli menyarankan pemerintah untuk berinovasi dan lebih kreatif untuk bisa mengurangi beban utang negara. Sebelumnya, dia gencar mengkritik utang era pemerintah Presiden Joko Widodo.
Adapun Rizal cukup keras mengkritik soal utang yang berujung ajakan debat terbuka dengan Menteri Keuangan Sri Mulyani. Terkait solusinya tentang inovasi dan kreativitas untuk membayar utang, dia mengatakan setidaknya ada dua cara kreatif untuk mengurangi hal itu.
Pertama, kata mantan Menko Bidang Kemaritiman dalam kabinet Kerja Jilid II itu, dengan dengan skema Debt to Nature Swap, yakni pembatalan utang dalam pertukaran dengan komitmen atas mobilisasi sumber daya domestik untuk pelestarian lingkungan/sumber daya alam.
Dia menyebut, saat dirinya menjadi Menteri Keuangan era Gusdur, Debt to Nature Swap pernah dilakukan dengan negara kreditur, seperti Jerman.
“Dulu waktu saya (jadi Menteri Keuangan) hutang Jerman lalu saya terapkan Debt to Nature Swap sama Jerman. Dulu Jerman protes terus sama Indonesia dengan debt to nature swap sehingga hutang kita akan dipotong,” katanya dalam acara Hipmi di Hotel Gran Melia, Jakarta, Jumat (11/5/2018).
Di samping itu, sambungnya, pemerintah pun bisa menggunakan cara tukar utang bunga mahal dengan utang bunga murah. Misalnya, ada negara kreditur yang ingin utangnya dibayar lebih cepat lalu kemudian kreditur memberi utang lagi dengan bunga yang lebih murah.
“Tolong, dong, saya dulu dikritik terus soal hutang Indonesia nggak beres-beres puluhan tahun, bisa nggak dibayar dulu nanti kami kasih utang lagi dengan bunga yang lebih murah. Nah, dulu saya minta bangunin Jembatan Pasopati di Bandung dengan cara seperti itu,” tandasnya. (uji)
Sumber: JPG
Editor: Boy Riza Utama