PEKANBARU (RIAUPOS.CO) -- Guna meminimalisir terjadinya kecelakaan kerja diperlukan komitmen bersama tidak hanya manajemen perusahaan tetapi juga karyawan. Untuk itu, BPJS Ketenagakerjaan (BP Jamsotek) Pekanbaru Kota melaksanakan webinar K3, Rabu (10/2).
Hal dilakukan sejalan dengan peringatan bulan K3 dengan menghadirkan tiga narasumber yakni Pengawas Ketenagakerjaan Madya Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Riau, Junaidi, ST MT, praktisi kesehatan dan keselamatan kerja (k3) Dwi Harsono Soehorno S Sos MM dan Kepala Bidang Pelayanan BP Jamsotek Pekanbaru Kota Ferama Putri.
Kepala BP Jamsotek Pekanbaru Kota Uus Supriyadi sangat mengapresiasi dilaksanakannya webinar terkait K3 ini, apalagi kasus K3 khususnya di wilayah Pekanbaru Kota terjadi peningkatan setiap tahunnya.
Dijelaskan Uus, tahun 2019 lalu kasus JKK yang masuk sekitar 4.552, 2020 kasus JKK yang masuk sekitar 6.301. "Banyak indikator yang mengakibatkan peningkatan JKK, pada prinsipnya upaya pencegahan harus selalu didorong. BP Jamsostek Cabang Pekanbaru Kota berkomitmen untuk selalu bersinergi dengan perusahaan dengan melakukan tindakan prefentif dan promotif baik melakukan kerjasama melalui pelatihan K3 maupun memberikan peralatan K3 seperti helm dan lain-lain," ujar Uus.
Uus mengharapkan dengan adanya sinergi dan upaya yang berkelanjutan ataupun tindakan prefentif kedepannya dapat mengurangi angka kecelakaan kerja dengan cepat apalagi terkait keselamatan kerja karyawan.
"Melalui kegiatan ini diharapkan mempunyai implikasi agar kedepannya dapat diminimalisir risiko kecelakaan kerja. Sama-sama kita bersinergi dalam membangun peningkatan sinergitas di lingkungan kerja apalagi di momen pandemi dalam mengawasi kerjaan di lingkungan kerja selama masa pandemi," terang Uus.
Sementara itu, Pengawas Ketenagakerjaan Madya Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Riau, Junaidi ST MTm mengatakan pencanangan peringatan bulan K3 pada 12 Januari lalu di tugu titik nol Sabang, Aceh oleh Menaker RI, Ida Fauziyah lebih menekankan kepada SDM yang unggul dan berbudaya K3 di seluruh sektor usaha.
"Untuk itu kita berupaya menciptakan K3 yang unggul dan berbudaya di lingkungan kerja dengan 3 hal yakni, komitmen kepemimpinan , keterlibatan pekerja/buruh dan ketersediaan akses untuk memberikan masukan dan kritik," ujar Junaedi.
Sementara itu, kata Junaidi, untuk pendekatan K3 ada 3 yang perlu dilakukan yakni, Pendekatan Hukum, pendekatan kemanusian dan pendekatan ekonomi. "Untuk meningkatkan implementasi Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) di Indonesia, Kementerian Ketenagakerjaan terus meningkatkan kompetensi para asesor SMK3. Implementasi SMK3 dewasa ini menjadi semakin penting mengingat adanya pandemi Covid-19," tutup Junaidi.
Senada dengan itu, Dwi Harsono Soehorno S Sos MM selaku praktisi kesehatan dan keselamatan kerja (k3) mengatakan, peran K3 dalam mencegah Covid-19 di tempat kerja sangat penting. Karena saat ini Covid-19 ini menjadi masalah besar dalam dunia kerja.
"Tujuan umum yakni memberikan rekomendari teknis perlindungan termasuk penggunaan APD bagi pekerja, tamu dan orang lain yang berada di perusahaan selama masa pandemi Covid-19, sedangkan tujuan khususnya seperti, meningkatkan upaya pencegahan dan pengendalian Covid-19 bagi pekerja selama masa pandemi," tuturnya.
Selain itu, lanjut Dwi, peran K3 dalam penanganan Covid-19 yakni, membantu kesiap-siagaan manajemen perusahaan dalam menghadapi masa pandemi covid -19 serta memberikan pedoman teknis tentang perlidungan diri yang dilakukan dalam berbagai aktivitas kerja perusahaan dan meningkatkan strategi optimalisasi penggunaan APD di tempat kerja.(hen)