JAKARTA (RIAUPOS.CO) - Coca-Cola Europacific Partners Indonesia (CCEP Indonesia) dan Dynapack Asia membuat langkah besar dalam pola keberlanjutan penggunaan bahan plastik kemasan botol dengan diresmikannya fasilitas daur ulang botol plastik Polyethylene Terephthalate (PET), PT Amandina Bumi Nusantara (Amandina), di Bekasi, Jawa Barat.
Investasi senilai Rp556,2 miliar untuk produksi PET daur ulang (recycled PET/rPET) ini tidak hanya akan mengurangi penggunaan plastik murni (virgin PET) yang merupakan bahan baku utama botol kemasan. Tetapi juga mampu menurunkan emisi karbon yang bilamana dibandingkan dengan penggunaan bahan baku PET dari plastik murni.
Saat ini Amandina mampu memproduksi 25.000 ton rPET per tahun, dimana hal ini akan memberikan kontribusi yang nyata dalam mengatasi persoalan sampah plastik di Indonesia.
Pada hari yang sama, CCEP Indonesia dan Dynapack Asia bersama-sama meluncurkan organisasi nirlaba, Yayasan Mahija Parahita Nusantara (Mahija Foundation). Yayasan ini akan membantu dalam hal pengadaan bahan baku plastik daur ulang lokal bagi Amandina serta memberikan dukungan penting bagi peningkatan kesejahteraan dan taraf hidup komunitas pengumpul sampah informal, berupa pekerjaan yang berkesinambungan, bantuan sosial, praktik pengelolaan sampah yang bertanggung jawab, serta dukungan pendidikan bagi anak-anak para pekerja.
Peresmian Amandina Bumi Nusantara dan Mahija Parahita Nusantara, dilaksanakan di fasilitas Amandina, oleh Menteri Koordinator Bidang Maritim dan Investasi Republik Indonesia Luhut Binsar Panjaitan, Rabu (8/2).
Dalam kesempatan itu, Luhut Binsar Panjaitan memuji usaha CCEP Indonesia dan Dynapack Asia dalam mempromosikan sistem closed-loop yang disebut akan memacu ekonomi sirkular dan membantu mengatasi masalah lingkungan saat ini. ''Pemerintah berkomitmen untuk mengurangi sampah laut sebesar 70 persen pada 2025 dalam upaya mengatasi persoalan polusi plastik. Kerja sama dan partisipasi dari semua pemangku kepentingan sangat penting untuk mencapai tujuan ini,'' ujarnya.
Percepatan pelaksanaan Program Pengelolaan Sampah Berbasis Sumber dinilainta dapat dilaksanakan secara bergotong royong oleh semua pihak, yang hal ini merupakan bagian landasan negara kita, yaitu Pancasila. ''Saya berharap, Amandina dan Yayasan Mahija akan memainkan peran pentingnya dalam mengatasi masalah sampah sekaligus memberikan manfaat bagi lingkungan dan sosial melalui sistem closed-loop sirkular ekonomi,'' ujarnya.
Sejalan dengan yang disampaikan Menko Luhut, President Director untuk Indonesia ans Papua New Guinea Coca-Cola Europacific Partners (CCEP) Jorge Escudero menekankan pentingnya pendekatan closed-loop, melalui metode pengelolaan sampah kemasan plastik dari botol menjadi botol kembali. Ini dilakukan dapat mengurangi keperluan material plastik baru dan menjadikannya sebagai kemasan plastik yang bernilai untuk jangka waktu yang panjang.(azr/rls)