JAKARTA (RIAUPOS.CO) - Usai mengatasi kekurangan pasokannya, Sony mulai mendapat banyak permintaan untuk konsol PlayStation 5 atau PS5. Perusahaan baru saja mengumumkan kuartal blockbuster kedua berturut-turut.
Berdasarkan laporan terbarunya, Sony mengklaim telah menjual sebanyak 6,3 juta PS5. Jika klaimnya benar, angka tersebut jelas sangat mengesankan dalam periode non-liburan, dibandingkan dengan angka dua juta unit pada rekor penjualan tahun lalu.
Itu membuat totalnya untuk tahun fiskal 2022 menjadi 19,1 juta, dengan mudah mengalahkan perkiraannya sendiri sebesar 18 juta. Perusahaan kini telah menjual 38,4 juta PS5 sejak konsol tersebut dirilis pada akhir 2020.
Namun, kabar kurang bagus di sisi perangkat lunak. Penjualan game turun menjadi 68 juta dari 70,5 juta tahun lalu, dan lebih rendah untuk tahun fiskal (264,2 juta dibandingkan dengan 303,2 juta pada tahun fiskal 2021). Pengguna PlayStation Network turun menjadi 108 juta dari 112 juta pada kuartal sebelumnya, meskipun langganan PS Plus naik sangat sedikit.
Laporan angka-angka Sony ini menambah peningkatan pendapatan yang cukup besar di divisi Gaming & Network Services, hingga JPY 1,073 triliun dibandingkan dengan JPY 665 miliar tahun sebelumnya. Namun, laba operasional turun karena pukulan nilai tukar mata uang asing.
Untuk tahun ini, penjualan Sony mencapai JPY 3,9 triliun naik dari JPY 2,7 triliun tahun sebelumnya. Dilansir dari Engadget, perusahaan elektronik asal Jepang ini yakin bahwa tren ini akan berlanjut hingga tahun depan, memperkirakan peningkatan pendapatan tujuh persen untuk tahun fiskal 2023.
Sony juga memprediksi peningkatan penjualan perangkat keras, termasuk periferal. Meskipun demikian, Sony tidak mengatakan apa pun tentang hasil untuk PlayStation VR2 hingga saat ini.
Segmen game Sony masih mendominasi divisi lainnya, meskipun chip/sensor dan teknologi hiburannya (TV, kamera, dll.) juga menjadi titik terang. Secara keseluruhan, Sony menetapkan rekor penjualan tahun fiskal baru dengan penjualan JPY 11,5 triliun dan laba JPY 1,21 triliun.
Sony baru saja mencetak kemenangan besar atas saingan terbesarnya juga. Inggris memblokir merger Microsoft dengan Activision karena masalah cloud gaming, meskipun Microsoft telah berjanji untuk menentang keputusan tersebut.
Sumber: Jawapos.com
Editor: E Sulaiman