JAKARTA (RIAUPOS.CO) - Ketua MPR RI Bambang Soesatyo menuturkan, sejarah mencatat pada tahun 1905 pemerintah kolonial Belanda pernah menjadikan Merauke sebagai lumbung beras dengan mencetak seribu hektare sawah.
Langkah tersebut hingga kini harus tetap dipertahankan dan ditingkatkan. Sebagai wilayah paling ujung timur Indonesia, Merauke harus tetap menjadi lumbung beras nasional.
Menurut Bamsoet, Kementerian Pertanian mencatat, Merauke memiliki lebih dari 2,5 juta hektare lahan potensial yang bisa dikembangkan untuk pertanian. Potensi produksi padinya cukup tinggi. Salah satunya ditunjukkan dengan hasil BPTP pada tahun 2017 dengan teknologi Jarwo Super (varietas INPARI 32, pemupukan berimbang, penggunaan alsintan, dan lain-lain).
"Varietas ini mampu menghasilkan lebih 8 ton/hektar bila dibandingkan dengan produktivitas gabah rata-rata di Kabupaten Merauke sekitar 4-4,5 ton/hektar," ujar Bamsoet usai menerima Bupati Merauke, Romanus Mbaraka, di Jakarta, Selasa (6/4/2021).
Turut hadir mendampingi Bupati Ketua Ikatan Motor Indonesia (IMI) Papua yang juga anggota Komisi I DPR RI Fraksi Partai Gerindra dapil Papua, Yan Permenas Mandenas.
Ketua DPR RI ke-20 ini memaparkan, data BPS mencatat sepanjang Januari-Mei 2021, perkiraan produksi beras yang digiling dari gabah padi mencapai 17,51 juta ton dari seluruh wilayah Indonesia. Sementara kebutuhan beras untuk konsumsi di periode yang sama mencapai 12,33 juta ton. Dari tujuh besar provinsi penghasil besar, Papua belum termasuk didalamnya. Padahal potensinya sangat besar.
"Nomor satu ditempati Jawa Timur dengan produksi gabah kering giling (GKG) mencapai 4,20 juta ton. Kemudian Jawa Tengah dengan GKG sebesar 4,10 juta ton. Disusul Jawa Barat dengan GKG mencapai 2,54 juta ton. Kelak di masa mendatang kita berharap produksi GKG dari Papua, melalui Merauke, bisa masuk dalam tujuh besar nasional," papar Bamsoet.
Wakil Ketua Umum Kadin Indonesia ini menerangkan, tahun 2021 ini Merauke menargetkan luas lahan tanam padi mencapai sekitar 63.785 hektare. Sehingga mampu menghasilkan sekitar 141.764 ton beras. Sementara kebutuhan beras masyarakat Merauke sendiri sekitar 25 ribu ton. Sehingga sisanya bisa dikirim ke berbagai daerah di Indonesia, khususnya ke Pulau Jawa yang hampir seluruh masyarakatnya memakan nasi sebagai makanan pokok.
"Dengan dukungan pertanian dari saudara sebangsa di Merauke, maupun dari berbagai daerah lumbung beras lainnya, Indonesia bisa surplus beras. Sehingga tidak harus mengandalkan impor. Antar wilayah bisa saling mendukung sebagai bentuk gotong-royong," ujar Bamsoet.
Dalam kesempatan itu, Bamsoet yang juga Ketua IMI Pusat mendukung beroperasinya Sirkuit Freegeb Waninggap Sai Gau Tak yang berada di Kabupaten Merauke di daerah kebun coklat, Distrik Tanah Miring yang akan dipergunakan untuk PON Papua 2021.
Menurut Bamsoet, sirkuit motor yang akan dipakai PON 2021 itu berdiri di atas lahan seluas 26,5 hektare, diantaranya untuk road race menggunakan lahan 16,5 hektare, untuk sirkuit motor cross menggunakan lahan 6,2 hektare dan untuk star mengunakan lahan 3,8 hektar.
"Sirkuit dilengkapi dengan sarana pendukung, tribun VIP dan tribun biasa dengan daya tampung 1.000 penonton. Lalu, ada juga paddoc area, gedung sekretariat, rumah jaga, toilet umum, sarana air bersih dan lainnya," kata Bamsoet mengakhiri.
Laporan: Yusnir (Jakarta)
Editor: Hary B Koriun