INTERNASIONAL

Produk Halal Tembus Pasar Jepang

Ekonomi-Bisnis | Selasa, 05 Oktober 2021 - 10:32 WIB

Produk Halal Tembus Pasar Jepang
Agus Gumiwang Kartasasmita (ISTIMEWA)

JAKARTA (RIAUPOS.CO) - Produk halal Tanah Air tidak hanya diminati negara dengan penduduk muslim. Mereka yang nonmuslim pun sangat berminat. Misalnya, Jepang. Belum lama ini, Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita bersama Wakil Presiden Ma’ruf Amin melepas ekspor produk industri kecil dan menengah (IKM) di Halal Industrial Park Sidoarjo (HIPS), Sidoarjo, Jawa Timur. 

Produk yang dikapalkan merupakan makanan halal. "Satu kontainer dikirim ke Nagoya, Jepang. Kemenperin siap membuka keran insentif bagi pengembangan industri halal," ujar Agus. Makanan halal yang ekspor ke Jepang di antaranya kerupuk bawang, kerupuk jengkol, keripik sagu tempe, keripik tempe pedas, keripik tempe original, dan palm sugar. 


Direktur Utama HIPS, Adi Tedja Surya, menambahkan banyak IKM yang ingin bergabung dalam HIPS. Hal itu merupakan peluang besar untuk dapat bersaing dengan 14 Kawasan Industri Halal (KIH) di Malaysia. Kemenperin juga mendorong percepatan pemberian insentif fiskal untuk pembangunan KIH. 

Saat ini, kementerian perindustrian mengusulkan revisi PMK 105 Tahun 2016. Selain itu, juga diusulkan revisi Peraturan Menteri Perindustrian Nomor 17 Tahun 2020 tentang Tata Cara Memperoleh Surat Keterangan dalam Rangka Pembentukan Kawasan Industri Halal dengan mencantumkan relaksasi PPN penjualan kavling KIH. 

Sementara itu, Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Jatim menggandeng perbankan untuk mengembangkan usaha mikro, kecil, menengah (UMKM) berorientasi ekspor. Ketua Umum Kadin Jawa Timur Adik Dwi Putranto mengatakan, pihaknya sudah menyediakan sarana agar pelaku UMKM bisa menyiapkan produk mereka untuk pasar internasional. 

Misalnya, rumah kurasi yang menyaring pengusaha yang berminat dan mendampingi proses persiapan ekspor. Serta, Export Center Surabaya (ECS) yang memberi akses untuk sarana yang dibutuhkan seperti kontainer dan lain-lain. "Tapi, dukungan dari kami saja tidak cukup. Salah satu yang vital itu soal pembiayaan terhadap pelaku UMKM," ungkapnya dalam acara penandatanganan nota kesepahaman dengan BNI Wilayah 06 Surabaya dan BNI Wilayah 18 Malang di Surabaya, Senin (4/10).

Dengan menjalin kerja sama dengan perbankan, Adik berharap pelaku usaha yang sudah dikurasi bisa mendapatkan pembiayaan yang diperlukan untuk naik kelas. Sebab, pemenuhan standar ekspor memang tak mudah dan memerlukan biaya.Tahun ini, lanjut dia, ECS menargetkan ekspor UMKM senilai 64 juta dolar AS.(agf/bil/dio/jpg)
 









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook