Sering Kritik Putra Mahkota Saudi, Wartawan Hilang di Istanbul

Ekonomi-Bisnis | Jumat, 05 Oktober 2018 - 16:23 WIB

JAKARTA (RIAUPOS.CO) - Jamal Khashoggi, seorang jurnalis yang sering mengritik Putra Mahkota Arab Saudi Mohammed Bin Salman (MBS) dilaporkan hilang di Istanbul, Turki. Dilansir dari Al Jazeera pada Kamis, (4/10), Khashoggi hilang sekitar pukul 1 siang pada hari Selasa saat mengunjungi konsulat Saudi di Istanbul untuk mengurus dokumennya secara rutin.

Juru Bicara Kepresidenan Turki Ibrahim Kalin mengatakan, Khashoggi tetap berada di dalam konsulat Saudi. Tunangannya melaporkan, Khashoggi tidak keluar dari konsulat tersebut. “Menurut informasi yang kami miliki, orang ini yang merupakan warga negara Saudi yang masih di konsulat seperti sekarang,” katanya.

Dia juga mengatakan, Turki telah melakukan kontak dengan pejabat Saudi dan dia berharap masalahnya segera diselesaikan. Sebaliknya, seorang pejabat Saudi yang dikutip oleh kantor berita Reuters mengatakan, Khashoggi tidak berada di konsulat.
Baca Juga :Galatasaray V MU Duel Hidup Mati

“Khashoggi mengunjungi konsulat untuk meminta dokumen yang berhubungan dengan status perkawinannya dan langsung keluar,” kata pejabat itu.

Kementerian Luar Negeri AS mengatakan, mereka akan memantau dan mencari informasi tentang hilangnya Khashoggi. Ia merupakan pria yang hidup dalam pengasingan diri di Amerika Serikat dan merupakan kolumnis terkemuka untuk Washington Post.

Khashoggi telah lama mengritik program reformasi Pemerin­tah Saudi di bawah naungan Putra Mahkota Muhammad Bin Salman. Tunangan Khashoggi mengatakan, ia menemani Khashoggi ke konsulat tetapi menunggu di luar dan menelepon polisi ketika Khashoggi tidak muncul sampai konsulat ditutup.

Khashoggi, yang pernah bertindak sebagai penasihat keluarga Kerajaan Saudi melarikan diri dari Arab Saudi pada bulan September tahun lalu di tengah tindakan keras terha­dap para intelektual dan jurnalis kerajaan. Dia mengatakan kepada Al Jazeera, tidak ada ruang tersisa untuk berdebat di Arab Saudi sebab warga akan selalu ditangkap dan dipenjara karena mempertanyakan kebijakan pemerintah.(ina/jpg)









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook