Menurut laporan Bank Dunia dan lembaga kesehatan PBB (WHO) yang dirilis 2013, kutip Eddy, Indonesia merupakan negara dengan persentase healthcare terhadap GDP yang relatif rendah di antara negara Asia Tenggara, yakni 3,1 persen lebih rendah dibanding Kamboja sebesar 7,5 persen.
Belanja layanan kesehatan yang dikeluarkan menunjukan grafik peningkatan dari tahun ke tahun. Belanja layanan kesehatan Indonesia senilai 108 dolar AS per kapita, naik dari 61 dolar As per kapita pada 2008, atau 27 dolar As per kapita pada 2004. Nilai tersebut sangat menjanjikan bagi proyeksi bisnis layanan kesehatan ke depan.
“Kami memilih rumah sakit tipe C agar sesuai dengan peserta BPJS. Rumah sakit ini akan melengkapi bisnis perseroan yang sudah memiliki apotek, klinik dan laboratorium klinik,” ujar Eddy di Jakarta, beberapa hari lalu.