Saat ini, Telkom dan Lockheed Martin, pabrik pembuat satelit Telkom 1 masih mendalami penyebab terjadinya anomali tersebut. Berdasar hasil general check up dan evaluasi pada 2014 dan 2016, satelit Telkom 1 itu dinyatakan bisa berfungsi hingga 2019.
Di sisi lain, Telkom juga tengah menyiapkan satelit Telkom 4 yang akan diluncurkan di Amerika pada Agustus 2018 sebagai pengganti satelit Telkom 1 yang sudah masuk masa pensiun. Namun, di tengah jalan satelit Telkom 1 mengalami anomali sehingga menimbulkan gangguan.
”Padahal, satelit Telkom 4 belum selesai. Baru setahun lagi diluncurkan. Slot satelit ini nanti akan kosong,” sambung Alex.
Kekosongan slot satelit itu bisa jadi masalah jika tidak ada komunikasi dengan international communication union (ITU). Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara mengatakan, pihaknya akan membantu Telkom mengurus administrasi ke ITU untuk mengamankan slot yang akan digunakan satelit Telkom 4 itu.
”Kami akan memastikan slotnya aman. Administrasinya memang pemerintah yang mengurus. Sesuai peraturannya, sebelum tiga tahun harus sudah ada satelit pengganti,” timpal Rudiantara.