DAMPAK HARGA MINYAK ANJLOK

Harga Pertamax dan Pertalite Turun

Ekonomi-Bisnis | Sabtu, 06 Februari 2016 - 01:42 WIB

Harga Pertamax dan Pertalite Turun
Ilustrasi.

JAKARTA (RIAUPOS.CO) - Harga minyak mentah dunia yang terus merosot ditindaklanjuti PT Pertamina (Persero) dengan menurunkan harga dua bahan bakar minyak (BBM). Yakni, pertamax dari Rp8.350 menjadi Rp8.150 per liter dan pertalite yang sebelumnya Rp7.800 sekarang Rp7.600 per liter. Harga baru berlaku sejak Jumat (5/2/2016).

Direktur Pemasaran Pertamina Ahmad Bambang mengatakan, harga baru berdasarkan rata-rata hitungan komponen dalam sebulan ini. Meliputi fluktuasi harga minyak dan juga nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS).

Baca Juga :Sampaikan Pesan Pemilu Damai ke Nelayan yang Sedang Melaut

"Tapi, harganya kami evaluasi tiap dua pekan sekali," katanya.

Berdasarkan chart harga minyak dari Nasdaq, selama sebulan ini harga minyak memang cenderung turun. Meski, beberapa kali rebound dengan nilai kenaikan yang tidak setajam penurunan. Jika pada awal Januari harga minyak dunia sempat 37 dolar AS per barel, kemarin turun ke 31,61 dolar AS per barel.

Meski demikian, direksi yang akrab disapa Abe itu belum bisa mengatakan apakah penurunan itu juga terjadi pada premium. Seperti diketahui, harga BBM dengan nilai oktan 88 itu akan ditentukan pada akhir Maret. Harga baru, direncanakan mulai berlaku pada 1 April.

’’Itu murni kebijakan pemerintah,’’ jawabnya.

Dia meyakinkan kalau pemerintah bakal memberikan harga yang terbaik. Abe lantas mencontohkan saat harga minyak sempat memiliki kecenderungan naik. Namun, sampai periode tertentu pemerintah juga tidak gegabah dengan langsung menaikkan harga BBM.

Selain bahan bakar dari Pertamina, SPBU milik Shell juga memberikan respon yang sama atas merosotnya harga minyak dunia. Shell terlebih dahulu menurunkan produknya dengan rentang Rp100 sampai Rp300. Seperti Super yang menjadi Rp8.250 per liter, V-power Rp9.250 per liter, dan Diesel Rp8.900per liter.

VP Corporate Communication Pertamina Wianda Pusponegoro menambahkan, berdasarkan perkembangan harga memang sudah saatnya ada nilai baru terhadap dua bahan bakar itu. Namun, dia juga tidak mau menyebut kalau peluang premium akan turun. ’’Untuk premium sudah dinyatakan waktu evaluasinya 3 bulan,’’ katanya.

Lebih lanjut dia menjelaskan soal pertalite, saat ini penggunanya sudah mencapai 12 persen dari konsumsi premium nasional. Padahal, produk dengan oktan 90 itu baru berada di 2.138 SPBU. Sampai saat ini, total pengguna hariannya mencapai 3.400 kilo liter (KL) per hari.









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook