DUMAI (RIAUPOS.CO) - KeCElakaan kerja kembali terjadi, dua orang kru kapal tugboat BG Jeems Transfort yang sedang melakukan pekerjaan pembersihan kapal di Dermaga A Pelindo Dumai yakni Iskandar Rambe sebagai Chief Officer dan Fauzi Handoko sebagai anak buah kapal tewas. Diduga keduanya tewas setelah menghirup udara beracun di dalam palka kapal, Kamis (27/4) sekitar pukul 17.00 WIB.
Iskandar dan Fauzi meregang nyawa setelah masuk ke dalam bagian tongkang tugboat yang
membawa cangkang sawit sedang bersandar di Dermaga A Pelindo Dumai tersebut untuk melakukan pengecekan.
Namun, lantaran menghirup udara beracun ditambah lagi tidak adanya udara dari luar yang masuk membuat keduanya lemas dan terkapar dengan posisi yang berdekatan.
Manager Umum PT Pelindo Dumai, Nirwan, Jumat (28/4) menyampaikan kronologis kejadian yang berlangsung, Kamis ( 27/4) sekitar pukul 16.20 WIB.
Kejadian tersebut pertama kali diketahui setelah salah seorang rekan korban menyampaikan informasi dan laporan ke pos security Dermaga A bahwa ada dua orang rekannya Iskandar Rambe sebagai Chief Officer dan Fauzi Handoko sebagai ABK dalam kondisi pingsan di dalam palka atau mainhole kapal.
"Begitu mendapat laporan, saat itu juga petugas jaga langsung menuju ke area kejadian untuk melakukan langkah-langkah penyelamatan,"ujar Nirwan.
Selanjutnya, tenaga pengamanan beserta Tim HSSE SPMT langsung bertindak untuk menghubungi tim terkait mulai dari tim kesehatan pelabuhan dan juga Basarnas agar dapat dilakukan tindak lanjut proses evakuasinya.
"Proses evakuasi mulai dilaksanakan pukul 17.00 WIB oleh tim Basarnas RB 218 Pekanbaru dan kedua orang korban berhasil dievakuasi pada pukul 17.15 WIB, dan langsung dilarikan ke RSUD Dumai hingga akhirnya dinyatakan meninggal dunia,"ujarnya.
Katanya lagi, keberadaan kedua orang atau kru kapal tersebut sedang melakukan cleaning mainhole dan itu atas kepentingan dan inisiatif mereka sendiri untuk melakukan pembersihan sampah yang ada pada main hold kapal tongkang tersebut.
Informasinya yang berkembang di lapangan, pekerjaan yang dilakukan kedua korban tidak dilengkapi keselamatan di badan sesuai standar. Diduga pengerjaan tanpa ada pengawasan dari pihak nahkoda.(MX12/rpg/gem)