Banjir Rob Kembali Landa Permukiman dan Jalan

Dumai | Kamis, 27 Oktober 2022 - 09:34 WIB

Banjir Rob Kembali Landa Permukiman dan Jalan
Sejumlah permukiman warga di Jalan Anggur, Kecamatan Dumai Selatan, kembali digenangi banjir rob, Selasa (25/10/2022). (MX12/RPG)

DUMAI (RIAUPOS.CO) - Belum hilang rasa lelah membersihkan rumah pascabanjir rob pada pertengahan Oktober lalu. Kini, banjir air pasang kembali menggenangi permukiman warga dan sejumlah jalan protokol di Kota Dumai.

Sejumlah jalan protokol yang menjadi langganan banjir seperti Jalan Sultan Syarif Kasim, Jalan Pangeran Diponegoro, Jalan Sultan Hasanuddin, Jalan Cempedak, dan Jalan Belimbing. Jalan-jalan tersebut beserta jalan lainnya, kembali tergenang air pasang sejak Selasa (25/10).


Kelurahan Rimba Sekampung, Kelurahan STDI dan Kelurahan Pangkalan Sesai menjadi titik terparah terdampak banjir pasang kali ini. Bahkan, pasang keling ini merupakan kali kedua di Oktober 2022. Sebelumnya pasang keling juga melanda Dumai pada pertengahan, yang puncaknya 13 dan 15 Oktober 2022.

Firman, warga Jalan Cempedak, Kelurahan Rimba Sekampung, Kecamatan Dumai Barat mengaku, sangat gerah dengan keadaan banjir saat ini. Ia meminta perhatian serius Pemko Dumai untuk mengatasi permasalahan banjir. Karena sudah banyak kerugian yang dialaminya akibat banjir seperti rusaknya perabotan miliknya.

"Banjir air laut sudah tidak dapat diprediksi lagi kapan naiknya. Bulan ini saja sudah dua kali menggenangi permukiman kami," kata Firman, Rabu (26/10).

"Banyak barang perabotan yang rusak. Kami juga sudah lelah, belum hilang penat membersihkan rumah akibat banjir air pasang pada pertengahan Oktober lalu. Ini banjir besar kembali datang dan memenuhi rumah kami," ujar Firman, kesal.

Yang menyakitkan lagi air banjir naik cepat namun turunnya lambat. Bahkan bisa setengah hari. "Belum sempat surut malam hari air kembali naik meski tidak sedalam air naik di siang hari," tambahnya.

Sementara itu, Wali Kota Dumai Paisal mengungkapkan, pemerintah tidak tinggal diam melihat kondisi tersebut, termasuk banjir rob yang melanda. Ia menjelaskan ada beberapa langkah pihaknya dalam menangani pasang Rob. Seperti membuat bantalan dengan metode geobag agar air tidak meluap ke permukiman masyarakat, dan pintu air.

Geobag merupakan wadah berbentuk bantalan yang terbuat dari jahitan kain geotekstil. Umunya jahitan berada di dua tempat, di mana salah sisinya dibiarkan terbuka untuk diisi oleh material tertentu.

Biasanya geobag akan diisi dengan pasir, tanah, atau batu kerikil. Namun kebanyakan kontraktor menggunakan pasir karena dianggap bisa menjadi penghambat air yang baik.

"Saya sudah intruksikan Dinas PUPR untuk membangun 15 titik pintu air hidrolik beserta rumah pompa. Pintu air ini nantinya akan menahan debet air pasang rob untuk masuk ke kota," sebut Wako.

Dirinya optimistis langkah yang akan dilaksanakan ini, bisa menangani permasalahan bajir rob.

Paisal mengaku, selain pembuatan pintu air, pihaknya juga terus melakukan normalisasi Sungai Dumai, serta normalisasi drainase yang ada di Dumai Kota.

"Saat ini kita sudah mulai membangun dua pintu air, dan normalisasi Sungai Dumai, dengan alat berat amfibi milik Pemko Dumai. Serta normalisasi drainase di Dumai kota. Kami mengimbau masyarakat untuk tetap berhati-hati, terutama warga yang berada di bantaran Sungai Dumai," ujarnya Wako lagi.(mx12/zed)
 









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook