HARI JADI KE-511 BENGKALIS

"Angkat Budaya Melayu, Libatkan Swasta dalam Membangun"

Bengkalis | Minggu, 30 Juli 2023 - 10:46 WIB

"Angkat Budaya Melayu, Libatkan Swasta dalam Membangun"
(ISTIMEWA)

RIAUPOS.CO - Hari jadi ke-511 Bengkalis menjadi momen bersejarah bagi masyarakat Kabupaten Bengkalis. Apalagi Negeri Junjungan dikenal dengan daerah penyumbang pendapatan negara terbesar di Indonesia melalui sektor migasnya.

Tentunya, di usianya yang sudah mencapai 5 abad lebih ini masih banyak pekerjaan rumah yang harus dibenahi oleh Pemkab Bengkalis dimasa mendatang. Mengangkat marwah melalui adat istiadat harus dijunjung tinggi dan memajukan daerah dengan melibatkan semua pihak, terutama pihak swasta. Di hari jadi ke-511 Bengkalis, banyak masukan, kritikan dan saran buat Pemerintah Kabupatenn (Pemkab) Bengkalis, terutama dalam memajukan daerah melalui pembangunan di segala bidang.


Salah seorang tokoh Bengkalis, H Azmi bin Rozali SIP MSi memberikan apresiasi kepada Pemkab Bengkalis yang selalu membuat program kerjanya dengan jargon “Bengkalis Bermasa”. Tentu jargon ini, kalau benar-benar direalisasikan, akan membuat masyarakat maju dan sejahtera.

“Itu semua harapan masyarakat kepada pemerintah. Masyarakat selalu berharap agar pemerintah selalu prorakyat dalam membangun daerah ini,” ujarnya.

Namun mantan anggota DPRD Bengkalis ini masih melihat, dalam menjalankan programnya, Pemkab Bengkalis masih menjadi imam dalam sektor pembangunan. Segala jenis pembangunan masih dilaksanakan oleh Pemkab Bengkalis. Namun sektor swasta belum menampakkan peran yang signifikan untuk melaksanakan pembangunan, baik perkantoran maupun jalan.

“Padahal persentase pembangunan antara pemerintah dengan swasta harus seimbang. Seimbang dalam artian komposisinya harus ada, apakah 60 : 40 ataupun 70 : 30 persen, ataupun 50 : 50. Namun harus ada,” ujar coach wirausaha dan trainer nasional ini.

Jika menurutnya pembangunan hanya dilaksanakan oleh pihak pemerintah daerah saja, maka itu bermakna peran regulator dan merangkul masyarakat dari pemerintah belum dijalankan dengan baik. Masyarakat masih dipandang sebagai objek pembangunan bukan subjek pembangunan.

Semestinya, beberapa bangunan serta jalan sudah boleh diserahkan kepada pihak swasta untuk dibangun dan dimanfaatkan. Seperti perhotelan serta jalan yang menghubungkan antara perkebunan dengan tempat pengolahan. Semestinya lebih banyak lagi pelaku usaha yang diundang untuk mendirikan pabrik di kawasan Kabupaten Bengkalis.

“Semestinya pengusaha-pengusaha asal Bengkalis yang bertabur di kota-kota besar di Indonesia dan juga di luar negeri dipanggil dan diajak duduk bersama untuk menanamkan modalnya di wilayah Kabupaten Bengkalis, kampung halamannya,” harapnya.

Semestinya, kata Azmi Rizali, pengusaha-pengusaha hebat asal Kabupaten Bengkalis yang berada di Pekanbaru dan juga kota-kota besar di Jawa diberi kemudahan untuk berinvestasi. Mereka diundang dan dijemput dengan karpet merah dan diberi kemudahan untuk berinvestasi.

“Saya memang menemui beberapa keanehan iklim berinvestasi di Kabupaten Bengkalis, di mana investor dipersulit sedemikian rupa, sehingga mereka merasa tidak nyaman berinvestasi. Seperti pengusaha tambak udang di Pulau Bengkalis. Mereka mengalami perasaan tertekan karena selalu diganggu oleh pihak-pihak yang keliru memandang prioritas dalam pembangunan,” terangnya.

Momentum hari jadi Bengkalis yang ke-511 harus dimanfaatkan untuk memulai kebangkitan ekonomi masyarakat Bengkalis. Ekonomi masyarakat bisa bangkit kalau banyak investasi yang datang ke wilayah Kabupaten Bengkalis. Jika investasi masuk ke wilayah Kabupaten Bengkalis, maka banyak barang dan jasa yang berada di tengah-tengah masyarakat yang laku dan uang akan masuk ke wilayah Kabupaten Bengkalis.

Jadi cara berpikir membangun daerah bukan hanya menggunakan uang dana alokasi umum dan dana bagi hasil, lalu disusun proyek-proyek. Jika demikian, anak kecil juga bisa. Para pemikir yang ada di birokrat pemerintahan Kabupaten Bengkalis harus diberi peluang untuk berinovasi dan berimprovisasi dalam mengundang para investor dan para pemilik uang yang ada kaitan emosinya dengan Kabupaten Bengkalis.

“Pulau Rupat itu banyak kok yang mau membangun, asalkan diberi peluang untuk berinvestasi dan mendapatkan tanah. Tapi sangat disayangkan anggaran untuk program peningkatan investasi hanya digunakan untuk membuat billboard iklan di Kota Pekanbaru serta di beberapa bandara. Padahal jika memanfaatkan anak-anak muda yang paham dengan digital marketing serta para influencer yang punya pengikut ratusan ribu atau jutaan viewers, maka banyak hal yang dapat disentuh oleh mereka,” sarannya.

Aparat birokrasi di Pemkab Bengkalis harus diakui punya pemikiran yang bagus dan cemerlang. Tapi kalau mereka tidak diberikan kesempatan untuk mengembangkan diri melalui gagasan dan inovasi, maka kehebatan mereka seperti orang yang dibiarkan tumpul, tidak diasah dan tidak dimanfaatkan.

“Saya berharap hari jadi ke-511 Bengkalis ini dijadikan sebagai momentum untuk perbaikan iklim investasi di Kabupaten Bengkalis. Semakin banyak investasi yang masuk, semakin banyak pula uang yang beredar di Kabupaten Bengkalis. Dengan demikian, semakin besar peluang masyarakat mendapatkan uang,” ucap Azmi.

Menurutnya, jika masyarakat memiliki uang dalam jumlah yang memadai, maka kesejahteraan hanya masalah waktu saja.

Sedangkan Muhammad Hasyim Asy’ari, salah seorang mahasiswa asal Bengkalis juga memberikan masukan dan saran kepada Pemkab Bengkalis dalam meningkatkan mutu pendidikan. Karena dirinya melihat dengan sistem pendidikan saat ini masih banyak masyarakat yang tidak memiliki peluang untuk melanjutkan pendidikan melalui program pemerintah.

“Saat ini kami melihat, program beasiswa anak-anak watan Kabupaten Bengkalis melalui kerja sama perguruan tinggi harus dihidupkan kembali. Karena masih banyak anak Bengkalis yang berprestasi, namun secara finansial mereka tak mampu, sehingga program ini harus diadakan kembali oleh Pemkab Bengkalis,” ujarnya.

Di sisi lain, Ketua Umum DPH LAMR Bengkalis Datuk Seri Sofyan Said juga mengharapkan, momen Hari Jadi ke-511 Bengkalis juga menjadi momen evaluasi terhadap penerapan budaya lokal, yang sejak dulu ada di Kabupaten Bengkalis.

“Ya, kita mengharapkan kegiatan tradisional harus selalu dihidupkan di kampung-kampung. Jadi momen ini sangat tepat sekali untuk membangkitkan semangat budaya Melayu dalam menampilkan berbagai permainan maupun tradisi Melayu yang saat ini makin punah ditelan masa,” harapnya.
Ia menilai, apa yang dibuat oleh Pemkab Bengkalis saat ini sudah sangat baik, termasuk pemerataan pembangunan, juga sudah dirasakan oleh masyarakat. Namun daerah Bengkalis menjadi tujuan wisatawan lokal maupun mancanegara. Tentu pemerintah harus menyiapkan fasilitas agar mereka nyaman berada di kota bersejarah ini.

“Jangan abaikan sejarah dan perjuangan leluhur kita di masa lalu. Tentu membangkitkan sejarah, juga artinya mengajak semangat generasi penerus di Bengkalis ini untuk tetap mencintai Kabupaten Bengkalis dan bersama-sama memajukannya sesuai dengan moto Bupati, Bengkalis Bermasa,” ujarnya.(ksm)

Sedangkan Ketua DPRD Bengkalis H Khairul Umam juga mencermati pembangunan Bengkalis saat ini sudah maju. Namun ada beberapa sektor yang perlu diperhatikan dengan serius oleh Pemkab Bengkalis, yakni terkait perhubungan dan infrastruktur.

“Ada yang sampai saat ini masih dirasakan masyarakat sangat mengganjal, yakni terkait akses menuju Pulau Bengkalis, yang sudah puluhan tahun belum terselesaikan dengan baik. Seharusnya ini menjadi catatan penting pemerintah untuk membenahi sistem dan layanan penyeberangan roro Bengkalis,” ujarnya.

Menurut Khairul, ini yang selalu tampak di mata masyarakat, karena mereka setiap hari sebagai pengguna jasa penyeberangan satu-satunya ke Pulau Bengkalis yang mampu membawa orang, kendaraan, dan barang dalam jumlah banyak. Namun sampai saat ini pelayanannya masih kurang maksimal. Makanya, kata KU, panggilan akrab Khairul Umam, dalam setiap pertemuan di DPRD Bengkalis pihaknya selalu mengingatkan agar Pemkab Bengkalis membuat perubahan pada layanan penyeberangan roro.

“Apa yang dibuat Pemkab Bengkalis saat ini sangat jauh dari harapan masyarakat. Karena penerapan e-ticketting belum menjawab persoalan roro saat ini. Karena di hari-hari tertentu malah terjadi antrean panjang dan lama, tentu ini sudah dipikirkan oleh pemerintah dan bukan membiarkan,” ujarnya.

Menurut politisi Partai Kesejahteraan Sejahtera (PKS) ini, seharusnya Pemkab Bengkalis terus secara berkala melakukan evaluasi terhadap layanan roro secara menyeluruh. Jika perlu, kalau pengelolanya kurang baik dan tidak memenuhi ketentuan perjanjian yang dibuat, maka lebih baik putuskan kontrak kerja samanya.

“Ini persoalan sudah menahun. Jika perlu datangkan armada roro dengan kapasitas yang besar dan tidak perlu jumlah armada yang banyak tapi tak lancar. Biarkan saja armadanya hanya 3 buah dengan kapasitas besar, maka ini akan memidahkan dalam pelayanan kepada masyarakat,” ujarnya.(ksm)

 









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook