BENGKALIS (RIAUPOS.CO) - Sempat padam dan dilakukan pendinginan, namun karena kondisi cuaca panas membuat kebakaran hutan dan lahan (karhutla) yang terjadi di Desa Kembung Luar, Kecamatan Bantan, Kabupaten Bengkalis, semakin meluas.
Memasuki hari keenam, Wakil Bupati Bengkalis Bagus Santoso yang terus memantau perkembangan karhutla mengatakan, lokasi karhutla eks PT RRL yang ditinggal begitu saja membuat tidak terkontrolnya kepemilikan lahan tersebut.
"Ya, sudah memasuki hari keenam, karhutla di Desa Kembung Luar semakin meluas. Sebelumnya hanya di satu desa, namun setelah sempat padam dan api kembali menyala dan merambat ke Desa Kembung Baru dan Desa Teluk Lancar Kecamatan Bantan," ujar Wabup Bagus usai mengikuti Rapat Koordinasi Penanggulangan Bencana Karhutla di Ruang Rapat Dang Merdu Lantai 4 Kantor Bupati Bengkalis, Jumat (24/3).
Petugas gabungan dari TNI dan Polri serta dari BPBD Kabupaten Bengkalis sempat kewalahan memadamkan api karhutla. Untuk itu, dirinya meminta BPBD Riau dan tim penanggulangan kebakaran Riau dapat dikerahkan untuk membantu memadamkan api yang saat ini sulit dipadamkan di lahan gambut tersebut.
Bagus juga mengatakan, melalui rakor dapat merangkum serta mengevaluasi dan menerima masukan dari para stakeholder, serta langkah-langkah strategis yang perlu dilakukan oleh semua pihak untuk mengantisipasi terjadinya karhutla. "Mengingat, penanganan bencana karhutla ini adalah tanggung jawab semua pihak maka semua pihak harus terlibat dan ikut berperan aktif di dalamnya," ujarnya.
"Kita tidak perlu saling menyalahkan, akan tapi kita harus terus berupaya memberikan kontribusi yang maksimal. Karena tindakan saling menyalahkan tak akan pernah menyelesaikan masalah. Sebaliknya malah membuat masalah baru. Hal itu tentu tidak kita inginkan dan tidak boleh terjadi," tambah Bagus.
Ia menjelaskan, berdasarkan prediksi BMKG bahwa periode Februari, Maret, dan April 2023, di daerah Pesisir Pulau Sumatera, termasuk Kabupaten Bengkalis sudah mulai memasuki musim kemarau kering. Arrtinya musim kemarau kering ini kemungkinan terjadinya karhutla lebih besar dibanding tahun-tahun sebelumnya.
"Puncak dari kemarau kering ini akan terjadi pada bulan Juli dan Agustus. Tentunya, langkah-langkah antisipasi dan kolaborasi semua pihak dalam penanggulangan bencana karhutla harus dimulai sejak dini," ujarnya.
Berdasarkan data BPBD per tanggal 19 Maret 2023 yang lalu, kejadian karhutla di Kabupaten Bengkalis sudah terpantau di 26 titik meliputi 9 kecamatan dalam wilayah Kabupaten Bengkalis, kecuali Kecamatan Siak Kecil dan Talang Muandau. Luas lahan yang terbakar telah mencapai 47,59 hektare.
Sejak Februari lalu, Pemerintah Kabupaten Bengkalis juga telah mengeluarkan Keputusan Bupati Bengkalis tentang Penetapan Status Siaga Darurat Bencana Kabut Asap akibat Kebakaran Hutan dan Lahan di Kabupaten Bengkalis. Ini agar langkah-langkah antisipasi dan koordinasi serta sinergi semua pihak dalam penanganan karhutla dapat dilaksanakan secara tuntas dan berhasil.
"Kepada seluruh stakeholder dapat menyamakan persepsi, membuat rencana kerja serta rencana aksi yang lebih cepat, tepat, terarah dan terukur dalam upaya pencegahan dan penanganan karhutla. Ini agar ke depannya, pencegahan dan penanganan karhutla di Negeri Junjungan terus menunjukkan perubahan ke arah yang lebih baik, bahkan sampai dengan Bengkalis Zero Karhutla," harap Bagus.
Kepala Pelaksana (Kalaksa) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bengkalis Sufandi mengatakan, pemadaman masih dilakukan oleh tim gabungan agar api bisa dikendalikan. Di lokasi juga telah dikerahkan satu unit alat berat ekskavator untuk membuat embung air. "Petugas masih melakukan pemadaman semaksimal mungkin dan difokuskan pada satu titik. Arah jalan jalur kiri yang masih ada titik api yang bertahan dan asap," ujarnya.
Sedangkan Kapoksek Bantan Iptu Subekti mengatakan, saat ini sudah memasuki hari ke enam sejak terjadinya karhutla di Desa Kembung Luar. Pihaknya bersama petugas lain terus memalukan pendinginan titik api. "Ya, kami menemukan titik api yang asapnya cukup besar di lahan akasia di Desa Kembung Luar. Petugas terus berupaya memadamkan api yang sempat padam dan kembali membakar daerah yang sebelumnya adalah tanaman akasi," ujar Kapolsek.
Ia menyebutkan, setiap hari dirinya berjibaku memadamkan api dan juga melakukan pendinginan dilokasi bekas terbakar. Karena lahannya adalah gambut, maka apinya harus benar-benar padam dan tidak menimbulkan api yang baru lagi.
"Kami mengharapkan hujan turun, karena untuk pemadaman ini tidak akan bisa dilakukan serta merta dengan hanya mengandalkan pemadaman secara manual saja, melainkan hujan yang turun sangat kami harapkan," ujarnya.
7 Titik Panas di Provinsi Riau
Sementara itu, adan Metereologi Klimatologi dan Geofisika BMKG Pekanbaru mencatat titik panas di Provinsi Riau mulai meningkat. Forecaster On Duty Ahmad Agus W mengatakan, berdasarkan pantauan satelit BMKG Pekanbaru terdapat tujuh titik panas (hotspot) di Provinsi Riau, Jumat (24/3).
Hostpot tersebut tersebar lima kabupaten di antaranya Kabupaten Bengkalis (3 titik), Kabupaten Kepulauan Meranti (1 titik), Kabupaten Pelalawan (1 titik), Kabupaten Indragiri Hilir (1 titik), dan Kabupaten Indragiri Hulu (1 titik).
Sementara itu, untuk di wilayah Sumatera terdapat 32 titik panas yang tersebar di Sumatera Selatan (3 titik), Sumatera Barat (2 titik), Jambi (6 titik), Lampung (1 titik), Bangka Belitung (8 titik), Kepulauan Riau (5 titik), dan Riau (7).
Sedangkan, untuk prakiraan cuaca di Provinsi Riau, sejak pagi diprediksi cerah berawan, namun tetap memiliki potensi hujan dengan intensitas ringan hingga sedang. Kondisi ini terjadi tidak merata di sebagian wilayah Kabupaten Bengkalis. "Untuk di siang hari cuaca masih cukup cerah berawan," katanya.
Ahmad menmabahkan, untuk sore, malam hingga dini hari cuaca diprediksi masih cerah berawan berpotensi hujan dengan intensitas ringan hingga sedang. Kondisi ini terjadi tidak merata di sebagian besar wilayah Provinsi Riau.
Di antaranya di sebagian wilayah Kabupaten Kampar, Kabupaten Rokan Hulu, Kabupaten Rokan Hilir, Kabupaten Bengkalis, Kabupaten Pelalawan, Kabupaten Kuantan Singingi, Kabupaten Indragiri Hilir, dan Kota Pekanbaru dengan suhu udara berkisar 23.0–33.0 °c, kelembapan udara 55–99 persen dan arah angin dari Barat-Utara/10–30 km/jam serta prakiraan tinggi gelombang di Perairan Provinsi Riau berkisar antara 0.50 – 1.25 m (rendah).
" Waspada potensi hujan dengan intensitas sedang hingga lebat disertai petir dan angin kencang terjadi di sebagian wilayah Kabupaten Kampar, Kabupaten Rokan Hulu, Kabupaten Indragiri Hilir, dan Kabupaten Siak pada sore dan malam hari," tegasnya.(ksm/ayi)