BENGKALIS (RIAUPOS.CO) -- Niat untuk mengubah nasib dan mencari rezeki di Malaysia mambawa petaka buat 18 tenaga kerja Indonesia (TKI) ilegal. Nasib malang mereka alami karena speed boat yang ditumpangi karam di perairan Pasir Putih Desa Putri Sembilan Kecamatan Rupat Utara, Kabupaten Bengkalis. Ke-18 TKI ilegal tersebut bersama dua tekongnya pun terombang-ambing di laut lepas, Selasa (21/1).
Karamnya speed boat yang terbuat dari fiber dengan dua mesin gantung 60 pk baru diketahui Rabu (22/1) pukul 16.00 WIB. Ini setelah seorang nelayan bernama Sabarius yang sedang menjaring ikan melihat ada life jacket (jaket pelampung) mengapung di laut. Setelah didekati ternyata ada manusia yang mengapung dalam kondisi pingsan.
Selanjutnya, Sabarius beserta beberapa rekannya memberikan pertolongan kepada korban lainnya. Namun, dari 20 orang yang berada di speed boat tersebut, para nelayan menemukan 9 korban lainnya. Seluruh korban dievakuasi ke rumah salah satu warga bernama Suarno di Jalan Pemuda Desa Kador Kecamayan Rupat Utara.
Namun, sore kemarin satu korban ditemukan dalam kondisi tidak bernyawa saat mengapung oleh tim Basarnas Pekanbaru. "Korban diketahui berjenis kelamin wanita. Namun identitas belum diketahui," ujar Kapten Kapal Negara (KN) RB 218 Basarnas Pekanbaru Leni Tadika, Kamis (23/1). "Korban tersebut dibawa Polres Bengkalis ke puskesmas terdekat untuk identifikasi. "Hingga sore ini (kemarin, red) sudah 11 korban ditemukan, satu meninggal dan 10 selamat," ujar Leni.
Kondisi korban saat ditemukan sudah tidak mengenakan life jacket, menggunakan celana biru pendek dan baju merah. "Menjelang siang tadi (kem arin, red) kami temukan jenazah mengapung di perairan. Penemuan jenazah oleh kapal Basarnas, kemudian kami lansir untuk evakuasi ke Rupat Utara," terang Kapolres Bengkalis AKBP Sigit Adiwuryanto SIK.
Tim gabungan juga menemukan barang lain di perairan tidak jauh dari posisi jenazah. Barang yang ditemukan berupa life jacket sebanyak empat unit. "Empat life jacket kami temukan juga tadi di perairan Rupat Utara. Jenazah dan barang yang kita temukan ini kami bawa ke Rupat Utara terlebih dahulu. Rencananya jenazah akan dibawa ke Dumai nantinya melalui jalur darat karena di Puskesmas Rupat Utara tidak memiliki tempat penyimpanan jenazah," jelasnya.(hsb/esi)