BENGKALIS (RIAUPOS.CO) - Agar mampu bersaing di pasar global dengan mayoritas penduduk muslim, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bengkalis perlu memasang target khusus, tidak hanya sebagai konsumen dari produk halal, akan tetapi juga mampu menjadi produsen produk halal.
Makanya, agar produk halal ini mampu bersaing, tidak bisa lagi menggunakan metode yang konservatif, akan tetapi harus bisa memanfaatkan teknologi digitalisasi. Paling tidak dengan menerapkan pembayaran syariah secara digital.
Demikian disampaikan Bupati Bengkalis melalui Asisten Administrasi Umum Kabupaten Bengkalis, Aulia, saat membuka seminar nasional "Peran Digital Transaksi dalam Meningkatkan Industri Halal di Kabupaten Bengkalis", Senin (19/9).
Sebagaimana diketahui, industri halal telah menjadi tren dunia saat ini, hal ini terbukti dari prospek industri halal yang terus tumbuh dari tahun ke tahun yang mengakibatkan besarnya peluang konsumen dalam industri halal tiap tahunnya. Oleh sebab itu, prospek dan potensi besar ini harus dikembangkan di Indonesia khususnya di Kabupaten Bengkalis.
"Hal ini tentunya menjadi tantangan, baik bagi kami pemerintah daerah, pelaku ekonomi, pelaku pariwisata, pelaku usaha maupun dunia pendidikan. Untuk kita bisa mengoptimalkan pertumbuhan ekonomi syariah dengan melakukan penguatan UMKM industri halal melalui penggunaan teknologi digital, meningkatkan kualitas sumber daya manusia berbasis ekonomi dan keuangan syariah serta meningkatkan literasi masyarakat terhadap produk halal," jelasnya.
Peran strategis STIE Syariah Bengkalis, sebagai salah satu perguruan tinggi yang unggul dalam bidang ekonomi syariah, hendaknya lebih maksimal, guna memajukan sektor industri produk halal ini, dengan melahirkan sumber daya manusia yang berkualitas dan ahli dibidangnya, serta dapat menjadi pionir dalam inovasi dan riset produk halal bagi UMKM.(ifr)