(RIAUPOS.CO) - Potensi sektor pertanian dan perikanan di Kabupaten Bengkalis sangat menjanjikan. Bahkan, sektor ini sudah bisa merambah sampai ke luar negeri melalui jalur ekspor dan impor. Hal ini terungkap saat Wakil Bupati Bengkalis H Bagus Santoso melaksanakan silaturahmi ke Kantor Wilayah Kerja Karantina Pertanian di Jalan Panglima Minal, kemarin.
Silaturahmi Wabup Bagus Santoso disambut baik Penanggungjawab Wilayah Kerja Karantina Pertanian Bengkalis Holland Tambunan dan Penangungjawab Wilayah Kerja Karantina Perikanan Bengkalis Asneli. Berbagai masukan diterima Wabup Bagus Santoso.
Salah satunya adanya keluhan berkaitan dengan pengurusan Surat Keterangan Asal (SKA) dari dinas terkait, yang hari ini regulasinya tidak jelas. Sementara itu, SKA ini sangat berguna sebagai dokumen ekspor barang dari Bengkalis, khususnya hasil pertanian dan perikanan.
“Regulasi untuk SKA ini perlu disosialisasikan, di sini terjadi kelemahan. Padahal Kementerian Pertanian sedang gencarnya melaksanakan gerakan tiga kali ekspor. Filosofinya mendorong para petani untuk menggiatkan ekspor dari Bengkalis tiga kali lipat, khususnya untuk produk unggulan,” kata Penangungjawab Wilayah Kerja Karantina Pertanian Bengkalis Holland Tambunan, Rabu (17/3).
Lebih lanjut dia mengatakan, untuk wilayah Bengkalis, saat ini kondisinya jauh sangat tertinggal dari wilayah Meranti, Dumai dan Rohil. Sebagai gambaran, hari ini kondisi pertanian kelapa sudah baik, hanya saja masih terjadi kelemahan yaitu tidak adanya peremajaan. Begitu pula varian pinang.
“Hasil pertanian kita baik, kelapa kita sudah ok. Hanya saja peremajaan kelapa tak ada, pinang juga demikian, peremajaan masih stok lama, kapan kita mau meningkatkan hasil. Kemudian lagi, penambahan luas areal, padahal potensi Bengkalis bisa mendorong ekspor pertanian,” terangnya.
Program gerakan tiga kali ekspor ini filosofinya juga adalah untuk meningkatkan kesejahteraan petani, sambung Holland Tambuban. “Filosofi gerakan tiga kali ekspor, untuk meningkatkan kesejahteraan petani, jadi jangan hanya tengkulak saja yang untung, selama ini petani selalu dirugikan, sebab harga berada ditengkulak,” urainya.
Ia juga menambahkan, untuk ekspor di Pulau Bengkalis memiliki lima pelabuhan yang bisa menjadi sarana. Terutama jalur laut, di antaranya di Pelabuhan Sungai Kembung, Sungai Liong, Pelabuhan Camat TPI, Bandar Sri Laksamana (BSL) dan Bandar Sri Setia Raja (BSSR) Selatbaru.
Wakil Bupati Bengkalis H Bagus Santoso langsung merespon, salah satu masukan soal peremajaan tanaman pertanian di Bengkalis, memang sangat minim sementara rentan dapat bantuan peremajaan, baik karet, pinang dan kelapa.
“Terimakasih atas masukannya, terkait peremajaan. Bengkalis sendiri kita akui sangat rentan dapat bantuan peremajaan, baik karet, pinang dan kelapa. Padahal ada dana besar. Kabupaten Bengkalis terendah perminataannya, hanya mendapatkan per hektare Rp4 jutaan. Maka perlu kita dorong juga Dinas Perkebunan dan Pertanian menjemput anggaran di APBN,” urainya.
Ditegaskannya, potensi ekspor hasil pertanian ini sangat dinantikan serta perlu didukung penuh.
“Saya merinding mendengar potensi ekspor ini. Nanti kita akan sampaikan ke Disperindag ketika ada regulasi yang dibutuhkan oleh petani, pelaku ekspore, membawa barang-barang hasil pertanian, beri regulasinya, masak kita kita malah minta ke Meranti dan Dumai. Jika ingin nilai harga hasil pertanian kita meningkat, sebab kita memiliki potensi. Ada multiplier effect ditengah kondisi Covid-19, pelabuhan berjalan, buruh berjalan, petani juga meningkat ekonominya,” tutupnya.(gem)
Laporan ERWAN SANI, Bengkalis